BANDUNG,TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Iran, Ebrahim Raisi, meninggal pada Senin (20/5/2024) setelah helikopter yang ia tumpangi bersama pejabat lainnya jatuh di provinsi Azerbaijan Timur. Helikopter tersebut terbakar habis dalam kecelakaan tersebut, dan semua penumpang tewas.
Kematian Ebrahim Raisi secara mendadak membuat dunia menyoroti sosoknya. Raisi, yang berusia 63 tahun, merupakan seorang politisi garis keras dan konservatif secara agama.
Ia terkenal karena pernah menjadi anggota “panel kematian” yang diduga bertanggung jawab atas eksekusi massal hingga 5.000 tahanan politik di Iran.
Raisi pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2017, tetapi kalah dalam pemilihan tersebut. Namun, pada Juni 2021, ia mencalonkan diri kembali dan berhasil memperoleh 62 persen suara dalam pemilihan presiden.
Ia terpilih sebagai presiden Iran dengan suara hampir 18 juta dari hampir 29 juta surat suara yang ada.
BACA JUGA : Profil Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Meninggal Jatuh dari Helikopter
Namun, Raisi juga menjadi subjek kontroversi dan mendapat kritikan oleh kelompok hak asasi manusia. Ia mendapat tuduhan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan eksekusi massal terhadap tahanan politik. Amerika Serikat juga memberikan sanksi terhadapnya.
Kematian mendadak Ebrahim Raisi meninggalkan kekosongan dalam kepemimpinan Iran. Diketahui, Raisi merupakan calon potensial untuk menggantikan Ayatollah Ali Khamenei sebagai pemimpin tertinggi Iran.
(Hafidah Rismayanti/Budis)