GARUT,TM.ID: Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) Edi Purwanto menyatakan, pembangunan gedung ruang praktik siswa SMK Negeri 2 Garut senilai Rp1,9 miliar yang sempat mangkrak akan dilanjutkan dengan anggaran tahun 2024.
“Nanti di 2024 pasti akan diteruskan sesuai dengan aturan yang berlaku, hari ini kan diputus dulu,” kata Edi kepada wartawan di Garut, Jumat (2/2/2023).
Menurut Edi, pembangunan gedung belajar yang berkapasitas 9 ruang di SMKN 2 Garut seharusnya selesai pada bulan Desember 2023. Namun, pihak ketiga tidak menyelesaikannya sesuai waktu yang ditetapkan.
“Pembangunan ini belum selesai dikarenakan pihak ketiga tidak menyelesaikan sesuai tenggat waktu yang ditetapkan,” ujarnya.
Untuk alokasi anggaran, kata Edi, pembangunan gedung tersebut sebesar Rp1,9 miliar yang bersumber dari APBD Jabar tahun 2023 dengan target selesai pada Desember 2023.
“Di perjanjian kan harusnya selesai bulan Desember, tapi kenyataannya sampai tenggat waktu yang sudah ada, dia tidak bisa menyelesaikan sehingga kita putus kontraknya,” ujarnya.
BACA JUGA: Tingkatkan Kompetensi SDM, Disdik Jabar Gandeng DUDIKA
Meski target pembangunan tidak tercapai, lanjut Edi, pihak sekolah tidak perlu khawatir karena pembangunan akan kembali dilanjutkan sampai tuntas pada tahun anggaran 2024. Selain itu pihaknya bersama dengan Inspektorat dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD) akan menyelesaikan permasalahan pembangunan gedung sekolah tersebut.
Menurutnya, dari sekian banyak proyek pembangunan sekolah di Jabar, hanya satu bangunan sekolah yang tidak tuntas sesuai target pembangunan yakni SMKN 2 Garut.
“Ya, ini salah satu yang memang satu-satunya tidak selesai sesuai target,” kata Edi.
Sementara itu, Kepala SMKN 2 Garut Dadang Johar Arifin menyatakan pembangunan gedung ruang praktik siswa itu merupakan dana aspirasi yang diperjuangkan oleh anggota DPRD Provinsi Jabar dari Garut sebagai bentuk perhatiannya terhadap sekolah. Namun kenyataannya, gedung itu tidak selesai sesuai dengan target akhir tahun 2023.
Dadang mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemborong yang tidak bekerja sesuai dengan target, akibatnya siswa tidak bisa menikmati fasilitas gedung tersebut untuk kegiatan belajar mengajar tahun 2024.
“Siswa banyak yang terganggu proses pembelajaran,” pungkasnya.
(Budis)