JAKARTA, TM.ID : Bahan bakar untuk sektor transportasi kini mulai dikembangkan dengan menggunakan bahan bakar LNG (gas alam cair/liquefied natural gas).
Penggunaan bahan bakar LNG diujicobakan ke kendaraan jenis truk pengangkut Bahan Bakar Gas (BBG) oleh Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, bersama anak usaha PT Gagas Energi Indonesia.
Uji coba bahan bakar LNG ini dilakukan sebagai upaya untuk memperluas pemanfaatan gas bumi khususnya di sektor transportasi.
Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia (GEI) Muhammad Hardiansyah mengatakan bahwa pihaknya mendukung upaya PT Pertamina (Persero) dalam pemanfaatan bahan bakar LNG tersebut sebagai energi yang ramah lingkungan.
Penggunaan bahan bakar LNG menurutnya sangat membantu pemerintah dalam menekan subsidi bahan bakar mesin (BBM) serta mengejar target net zero emission.
“Seluruh proses uji coba penggunaan LNG pada truk telah berhasil dilakukan. Seluruh truk LNG telah tiba di tujuan dengan aman, tanpa kendala, dan menunjukkan performa baik seperti yang diharapkan,” ungkap Hardiansyah, Senin (23/1/2023).
Langkah tersebut, tegas dia, akan menjadi salah satu milestones penting dari Subholding Gas Group, yaitu mengoperasikan truk berbahan bakar LNG pertama di Indonesia.
Hardiansyah menambahkan inisiatif itu juga merupakan bagian dari upaya dan dukungan Subholding Gas Group guna menurunkan tingkat emisi dan biaya logistik nasional yang diharapkan dapat berdampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sebelumnya PGN dan GEI telah menerapkan penggunaan gas terkompresi (CNG) pada truk pengangkut BBM milik Pertamina.
BACA JUGA: Pertamina Ditantang Presiden untuk Mengelola Migas Blok Mahakam
Uji coba yang dilepas Direktur Operasi dan Komersial GEI Dian Kuncoro dari Jakarta, Minggu (15/1/2023), menggunakan tiga unit truk yang masing-masing membawa LNG semitrailer 40 feet, mobile refueling unit/MRU LNG, dan gas transport module/GTM CNG 20 feet.
Perjalanan uji coba dengan rute Jakarta-Surabaya-Jakarta selama lima hari itu menggunakan truk dengan kapasitas tabung bahan bakar 1.000 liter LNG. Ada dua rute, yang dilalui yaitu Jakarta-Surabaya via Semarang melalui tol dan non-tol untuk mengetahui ketahanan truk melalui dua medan jalan yang berbeda.
Ketiga truk diberangkatkan dari Jakarta dengan bahan bakar penuh 900 liter LNG dan mengisinya kembali melalui MRU, yang juga ikut dalam uji coba di SPBG Mangkang, Semarang.
Dalam perjalanan Jakarta-Semarang, truk pertama dan kedua, yang membawa LNG semitrailer 40 feet dan MRU LNG, melalui rute tol dengan jarak tempuh 431 km tercatat menghabiskan masing-masing 268 liter LNG. Sedangkan truk ketiga yang membawa GTM 20 feet, via nontol dengan jarak 454 km tercatat menghabiskan 314 liter LNG.
Untuk rute Semarang-Surabaya, ketiga truk memulai perjalanan dengan kondisi bahan bakar LNG yang juga penuh atau berisi 900 liter LNG.
Dua truk, yang melalui rute tol dengan jarak 409 km tercatat menghabiskan masing-masing 274 liter LNG, sedangkan truk GTM yang melalui non-tol dengan jarak 356 km menghabiskan 265 liter LNG.
“Ketiga truk tiba di Surabaya dan tidak menunjukkan kendala selama perjalanan uji coba berlangsung,” sebut Hardiansyah.
(Budis)