BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Simak sejarah berdirinya Sentra Wyata Guna Bandung, yang merupakan unit pelayanan disabilitas netra tertua dan terbesar di Indonesia.
Sentra Wyata Guna Bandung merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat, lembaga ini menempati area seluas 4,5 hektare dan menyimpan sejarah panjang sejak era kolonial.
Awalnya bernama Yayasan Rumah Buta Bandung, lembaga ini didirikan pada 6 Agustus 1901 oleh Dr. Ch. A. Westhoff, dokter mata asal Belanda.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, yayasan ini diambil alih, kemudian dikelola warga pribumi pascakemerdekaan hingga 1963.
Sejak saat itu, pengelolaannya beralih ke Departemen Sosial dengan nama baru: Wyata Guna.
BACA JUGA
Keterbatasan Lahan, Sekolah Rakyat di Bandung Dibangun di Dua Lokasi
Lahan Belum Memadai, Kota Bandung Tetap Operasikan Sekolah Rakyat Juli Ini
Nama lembaga ini terus berevolusi seiring perkembangan kebijakan. Pada 1979, berubah menjadi Panti Rehabilitasi Penderita Cacat Netra (PRPCN), lalu menjadi Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna pada 1994.
Tahun 2019, namanya kembali berganti menjadi Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN).
Perubahan terakhir terjadi pada 2022 berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 3 Tahun 2022, yang menetapkan nama resminya sebagai Sentra Wyata Guna Bandung.
Melalui Permensos No. 7 Tahun 2021 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI), lembaga ini kini memiliki mandat lebih luas untuk memberikan layanan rehabilitasi sosial bagi berbagai kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, lansia, anak, serta korban bencana alam dan sosial.
(Atep Abdillah Kurniawan)