BOGOR, TEROPONGMEDIA.ID — Kota Bogor, Jawa Barat, melepas ekspor perdana sekam bakar dan tanaman hias ke negeri kincir angin, Belanda.
Pelepasan ekspor perdana sekam bakar dan tanaman hias tersebut dilakukan Wali Kota Bogor Dedie A Rachim bersama Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti, Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, dan CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinatadi Kompleks Bogor Nirwana Residence, Rabu (30/4/2025).
Dedie menyatakan ekspor ini membuktikan peluang bisnis tetap terbuka meski dalam kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
“Sekam bakar yang selama ini dianggap limbah pertanian, melalui pengolahan Minaqu Indonesia justru menjadi komoditas bernilai tinggi di pasar Eropa,” ujar Dedie dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (3/5).
Rantai Pasok Lokal
Proses produksinya melibatkan rantai pasok lokal – bahan baku gabah diperoleh dari sentra penghasil beras, pengolahan dilakukan di Kota Bogor, dan diekspor oleh perusahaan Bogor.
“Ini menjadi bukti bahwa inovasi dapat mengubah limbah menjadi produk bernilai ekspor,” tambah Dedie.
Wamendag Dyah Roro Esti menyambut baik diversifikasi pasar ini. Menurutnya, di tengah ketegangan geopolitik global, langkah ini sekaligus memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Belanda.
BACA JUGA
Wagub Jabar Erwan Setiawan mengapresiasi keselarasan inisiatif ini dengan visi Jabar Istimewa.
“Pemanfaatan limbah pertanian menjadi produk berdaya saing global sejalan dengan komitmen kami menciptakan provinsi yang inovatif dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Ade Wardhana mengisahkan awal mula ekspor ini bermula dari seminar di Jerman.
“Ketika mengetahui Eropa membutuhkan alternatif media tanam pengganti cocopeat, kami langsung menawarkan sekam bakar. Setelah pengujian, mereka memesan satu kontainer pertama,” jelasnya.
Dalam enam bulan ke depan, Minaqu berencana meningkatkan volume ekspor dengan menggandeng Bulog sebagai penyedia bahan baku.
“Kota Bogor dengan lokasi strategisnya berpotensi menjadi hub ekspor komoditas unggulan,” tambah Ade.
Sebelum diberangkatkan, produk telah melalui proses karantina dan mendapatkan sertifikasi dari Badan Karantina Pertanian.
Ekspor ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan UMKM lokal dan perekonomian masyarakat.
(Aak)