BEKASI, SUAR MAHASISWA AWARDS — Di sore hari yang tenang, suasana di Sekolah Rakyat menyuguhkan potret pendidikan yang kerap luput dari sorotan mata kebanyakan orang. Berlokasi di kawasan Bekasi Timur, sekolah ini berdiri sederhana namun menyimpan nilai besar dalam upaya menghadirkan akses pendidikan yang setara. Dari luar, bangunannya tampak biasa saja. Namun jika dilihat dari dalam, ia memancarkan semangat luar biasa dari para siswanya—sebuah semangat yang tumbuh bukan karena fasilitas, tetapi karena tekad untuk tetap belajar meski dalam keterbatasan.
Sekolah Rakyat adalah bentuk konkret dari pendidikan inklusif yang berpihak pada mereka yang kerap terpinggirkan. Didirikan di bawah naungan Kementerian Sosial, sekolah ini membuka akses belajar bagi anak-anak dan remaja yang tak mampu menjangkau pendidikan formal. Secara definisi, Sekolah Rakyat merupakan lembaga berbasis komunitas yang hadir untuk memastikan bahwa pendidikan tidak berhenti hanya pada mereka yang memiliki kemewahan, tetapi juga menjangkau kelompok rentan secara sosial dan ekonomi.
Fokus utama Sekolah Rakyat di Bekasi Timur ini untuk pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) bagi remaja dari berbagai latar belakang. Banyak di antara mereka adalah anak putus sekolah, anak dari keluarga prasejahtera, hingga mereka yang mengalami hambatan administratif untuk bersekolah secara reguler. Namun di balik kisah penuh keterbatasan itu, tumbuh semangat belajar yang kuat. Mereka datang bukan karena diwajibkan, tapi karena memiliki kesadaran bahwa pendidikan adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
Untuk menunjang kebutuhan siswanya, Sekolah Rakyat ini juga menyediakan fasilitas asrama. Keberadaan asrama ini bukan hanya mempermudah siswa untuk hadir dan belajar secara konsisten, tetapi mereka juga dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih menyeluruh, di mana pembelajaran tidak hanya terjadi di dalam kelas, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan asrama menumbuhkan kemandirian, kedisiplinan, serta ikatan sosial antar siswa yang memperkuat nilai kebersamaan.
Salah satu kekuatan utama Sekolah Rakyat ini terletak pada sumber daya pengajarnya. Para tenaga pendidik yang mengabdi di sini merupakan gabungan dari relawan, praktisi pendidikan, dan staf instansi terkait yang memahami tantangan sosial serta dinamika yang akan dihadapi oleh peserta didik. Mereka tidak hanya mengajarkan pelajaran akademik, tetapi juga menjadi pendamping dalam perjalanan mental dan emosional para siswa. Dalam pendidikan seperti ini, guru bukan hanya pemberi materi, melainkan personality and character builder dalam kehidupan.
Jika dikaji melalui analisa serta pendekatan pendidikan sosial, keberadaan Sekolah Rakyat menjadi simbol dari pendidikan yang membebaskan— tidak melulu diukur dari nilai ujian, tetapi dari seberapa besar dampaknya bagi kehidupan nyata bagi para siswanya. Pendidikan seperti ini membentuk ruang kontemplatif: tentang bagaimana negara hadir dalam bentuk nyata, tentang bagaimana belajar bisa terjadi di tengah keterbatasan, dan tentang bagaimana harapan bisa tumbuh tanpa harus memandang dari sudut pandang serta latar belakang apapun.
Foto ini bukan hanya sekadar potret Sekolah Rakyat. Ia merupakan bentuk representatif dari semangat pendidikan yang hidup di tengah keterbatasan. Yang di dalamnya, tumbuh cita-cita serta harapan dari generasi muda yang enggan menyerah pada keadaan. Sekolah ini mengingatkan kita bahwa pendidikan yang bermakna tak harus mahal atau eksklusif. Ia cukup hadir, terbuka, dan menjangkau. Maka sudah sepatutnya, model pendidikan seperti ini mendapat dukungan lebih luas, agar makin banyak anak bangsa yang bisa bangkit dan tumbuh melalui pendidikan yang adil dan merata.
Fajar Novryanto, Universitas Persada Indonesia Y.A.I
