Sejarah Perlawanan Dibalik Pemaknaan Rokok Kretek

Rokok Kretek
(iStock)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Budaya kretek dapat dipandang sebagai simbol penting dalam sejarah perlawanan bangsa terhadap struktur kekuasaan kolonial. Tembakau dan kretek tidak hanya sekadar barang konsumsi, tetapi juga simbol budaya yang terkait erat dengan proses ekonomi dan politik yang mengubah wajah masyarakat Indonesia. Kretek, dalam sejarahnya, menjadi simbol perlawanan terhadap kolonialisme dan menguatkan sentimen antikolonial.

Paska kolonial, terjadi pergeseran makna simbolis terkait tradisi makan sirih, khususnya perilaku meludah sirih. Praktik ini menjadi cara ekspresi kemarahan terhadap rezim kolonial. Namun, makna komunikatif sirih kemudian digantikan oleh eksistensi kretek sebagai simbol perlawanan. Melansir Bolehmerokok kami akan memberikan sejarah mengenai rokok kretek.

Pendorong Perubahan

Pemerintah kolonial Belanda, dengan tujuan memperadabkan negeri jajahannya dan mencari keuntungan ekonomi, mempromosikan gaya hidup modern. Tembakau, dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi daripada kapur (injek) sebagai objek budaya yang menggantikan budaya sirih. Budaya sirih, nginang, atau nyusur dianggap “negatif” dan menjadi simbol ketinggalan zaman.

Praktik-praktik tradisional tersebut tergantikan oleh kebiasaan merokok. Rokok, pada awalnya rokok ala Barat, menjadi simbol modernitas, kemajuan, dan prestise sosial. Namun, hegemoni budaya rokok putih relatif singkat, dan muncullah budaya kretek sebagai alternatif.

Perkembangan Budaya Rokok Kretek

Budaya kretek lahir dari perpaduan tembakau dan cengkeh oleh sosok Haji Djamhari. Awalnya terjual sebagai “rokok obat” untuk sakit nafas, rokok cengkeh ini segera populer dan menjadi cikal bakal industri rokok kretek. Popularitasnya terus meningkat, dan rokok cengkeh ternobatkan sebagai “rokok kretek,” yang bunyinya berasal dari suara cengkeh yang terbakar, “kretek-kretek.”

Perubahan politik kolonial memberi kekuatan pada istilah kretek sebagai penanda identitas bangsa Indonesia, yang berlawanan dengan “rokok putih” ala Barat. Pada masa pendudukan Jepang, kretek menjadi simbol nasionalisme, menandakan perlawanan terhadap pengaruh budaya Barat.

BACA JUGA: Mengenal Rokok Kretek Dalam Serial Netflix Gadis Kretek

Konsep Identitas Indonesia

Istilah “rokok putih” dan “kretek” dalam sejarah Indonesia modern memiliki fungsi konseptualisasi dalam merumuskan identitas pembeda antara bangsa Indonesia dan kekuasaan kolonial. “Kami” menciptakan kretek sebagai simbol perlawanan, yang berdiri sejajar dengan “mereka,” yang mewakili rokok putih Barat. Seiring berjalannya waktu, muncul kesadaran nasionalisme dan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.

 

(Kaje/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Calon Fokus pada Program Konkret Dibanding Kedekatan Kesukuan
Pengamat Politik Papua: Calon Fokus pada Program Konkret Dibanding Kedekatan Kesukuan
produksi gabah kering indramayu
Sekda Jabar Minta Produksi Gabah Kering Giling Indramayu Ditingkatkan
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin ASN Kota Bogor
Serap Informasi ASN Kota Bogor, Bey Machmudin: Sinergi Kunci Pencapaian Pembangunan Makro Jabar
Sekda Jabar Herman Suryaman Investasi
Sekda Jabar: Investasi Harus Turunkan Pengangguran dan Kemiskinan
Jelang AAF 2024 Pemkot Bandung Kolaborasi
Jelang AAF 2024, Pemkot Bandung Kolaborasi dengan Berbagai Komunitas Bersihkan Kawasan Asia Afrika
Berita Lainnya

1

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

2

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
pdns dirjen aptika kominfo
Masalah PDNS Belum Tuntas, Dirjen Aptika Kominfo Mundur
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One dan Diskon Hingga 50%
pabrik narkoba terbesar di indonesia
Polisi Ungkap Pabrik Narkoba Terbesar Indonesia di Malang, Modusnya EO
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan di ASEAN, Kerugian Capai Rp551 Triliun!