BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Jawa Timur dikenal memiliki beragam seni pertunjukan khas, mulai dari Ludruk dan Ngremo dari Surabaya, Wayang Topeng dari Madura, Topeng Malangan dari Malang, hingga Reog dari Ponorogo.
Tari Reog Ponorogo merupakan salah satu tradisi masyarakat yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi, dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa Timur.
Apa Itu Reog Ponorogo?
Menurut laman Disbudparpora Ponorogo, Reog Ponorogo adalah bentuk tarian komunal yang dikemas sebagai pertunjukan sendratari. Dalam tarian ini, terdapat penari topeng yang menyerupai harimau berukuran besar dengan hiasan bulu ekor merak.
Beberapa penari lainnya mengenakan kostum raja, panglima perang, kesatria, dan prajurit yang menunggang kuda.
Sejarah Reog Ponorogo
Menurut cerita rakyat, kesenian Reog sudah ada sejak zaman kerajaan Kediri sekitar abad XI Masehi. Pada awalnya, wilayah Ponorogo bernama Wengker, dan berdirilah kerajaan bernama Bantarangin yang Prabu Kiana Sewandono perintah.
Suatu hari, Prabu Kiana Sewandono jatuh cinta pada Putri Songgolangit dari Kerajaan Kediri, dan untuk memenangkan hati sang putri, ia mempersembahkan pertunjukan yang belum pernah ada.
Patih Pujangga Anom menemukan ide pertunjukan dengan memanfaatkan Raja Singo Barong yang dikalahkan oleh Prabu Kiana Sewandono.
Pertunjukan ini kemudian terkenal sebagai Reog, yang menjadi kesenian yang dikehendaki oleh Putri Songgolangit.
Pementasan Reog Ponorogo
Pementasan Reog terdiri dari empat babak yang memperlihatkan keindahan dan kekuatan seni tradisional. Berikut penjelasan di setiap babaknya:
1. Babak Pertama
Melibatkan tarian jaranan atau jathilan, tokoh Penthul-Tembem yang menari dengan gerakan lucu, dan prajurit yang menggambarkan latihan perang.
2. Babak Kedua
Fokus pada tokoh Singo Barong yang menari dan memperlihatkan gerakan pantomim, serta perang antara prajurit dan Singo Barong.
3. Babak Ketiga
Bujangganong tampil menari dan menunjukkan keterampilannya, disusul perang antara Bujangganong dengan Singo Barong.
4. Babak Keempat
Menampilkan Kiana Sewandono menari tunggal, diikuti kedatangan Bujangganong mempersembahkan Singo Barong.
BACA JUGA : Perbedaan Makhluk Mitologi Bali Leak, Celuluk, Rarung, dan Rangda
Tari Reog diiringi oleh alat musik tradisional seperti saron, kendhang, kenong, bonang, gong, dan terompet, dengan lagu-lagu pokok seperti Putrajaya, Ponoragan, Sampak, Obyok, dan Kebo Giro.
Reog Ponorogo tidak hanya menjadi kebanggaan Ponorogo, tetapi juga warisan budaya Indonesia yang memukau dan mengagumkan.
(Hafidah Rismayanti/Budis)