YOGYAKARTA, TM.ID: Muhammad Mar’ie Sirajuddin dari Ahmad Dahlan Halal Center (ADHC) menyarankan kepada pemilik untuk mempuasakan hewan kurban selama 12 sampai 24 jam.
Memuasakan hewan kurban dapat meredam stres, serta sirkulasi darah yang mengeluarkan sebanyak mungkin.
BACA JUGA: Perbandingan Harga Hewan Kurban di Indonesia dan Afrika, Jomplang!
“Pengistirahatan ternak penting karena ternak yang habis dipekerjakan jika langsung disembelih tanpa pengistirahatan (dipuasakan) akan menghasilkan daging yang berwarna gelap yang biasa disebut dark cutting meat atau dark firm dry,” ucap Mar’ie, mengutip PP Muhammadiyah, Kamis (22/6/2023).
Begitupun sebaliknya, hewan kurban yang tidak dipuasakan akan mengalami stres. Kualitas daging yang stres dinamai DFD atau Dark, Firm and Dry.
Penyebab DFD pada sapi, antara lain dari glikogen otot yang sedikit sebelum atau sesudah pemotongan berakibat laknat yang terbentuk menyusut.
Selain itu, sapi yang tidak dipuasakan akan berakibat pada daging yang berwarna pucat (pale), lembek (soft), dan basah (exudative).
Kondisi ini, di mana daging berada di pH 45 menit atau satu jam setelah penyembelihan. PSE ini kerap ditemukan dalam karkas babi (5-20 persen).
Beberapa penyebab PSE, penurunan pH postmortem yang relatif cepat, sedangkan suhu tubuh masih relatif tinggi (mendekati suhu tubuh), sehingga beberapa protein otot mengalami denaturasi/rusak dan air banyak dilepas.
Menurut Ma’rie pemuasaan atau pengistirahatan hewan kurban bertujuan memperoleh Berat Tubuh Kosong (BTK).
Dalam pengertiannya, BTK merupakan pengurangan bobot setelah mengeluarkan isi kencing, isi saluran pencernaan, dan saluran empedu. Pempuasaan juga akan bermanfaat untuk mempermudah pemotongan bagi hewan yang berkarakter agresif dan liar.
(Saepul)