BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan pada awal perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024, seiring dengan perlambatan inflasi di Amerika Serikat.
Rupiah tercatat naik 17 poin atau sekitar 0,11 persen menjadi Rp15.661 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp15.678 per dolar AS.
Penguatan ini terjadi setelah data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk September 2024 menunjukkan penurunan tahunan dari 2,5 persen menjadi 2,4 persen (year-on-year), sedikit lebih tinggi dari ekspektasi yang berada di 2,3 persen.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan bahwa inflasi inti justru meningkat secara tak terduga dari 3,2 persen menjadi 3,3 persen (yoy), sehingga masih menunjukkan adanya tekanan inflasi di sektor inti.
Selain itu, inflasi headline dan inti bulanan tercatat lebih tinggi dari perkiraan pasar.
Di sisi lain, Klaim Pengangguran Awal AS juga melonjak ke angka tertinggi dalam 14 bulan terakhir, yakni sebesar 258 ribu klaim, yang turut mempengaruhi sentimen pasar.
BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah ke Dolar AS Hari Ini Kamis 4 Juli 2024
Dengan data tersebut, probabilitas pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (FFR) sebesar 25 basis poin pada November 2024 tetap berada di kisaran 86 persen.
Notulensi dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) September 2024 mengindikasikan bahwa meskipun ada pergerakan suku bunga, ini tidak serta merta menunjukkan prospek ekonomi AS yang lebih buruk atau laju pelonggaran kebijakan yang lebih cepat.
Josua Pardede memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp15.600 hingga Rp15.725 per dolar AS selama perdagangan hari ini, mengingat dinamika data ekonomi AS yang mempengaruhi arah kebijakan moneter global.
(Budis)