JAKARTA, TEROPONGMEDIA..ID — Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (15/8/2025), di tengah agenda Sidang Tahunan MPR, DPR, DPD serta penyampaian Nota Keuangan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah dibuka terdepresiasi 0,15% ke level Rp16.130/US$, setelah sehari sebelumnya berhasil menguat signifikan 0,52% ke Rp16.106/US$.
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tercatat turun 0,15% ke posisi 98,10, setelah menguat 0,42% pada perdagangan Kamis (14/8/2025).
Tekanan dari Sentimen Global
Pergerakan rupiah hari ini masih dibayangi oleh penguatan dolar AS di perdagangan sebelumnya. Kenaikan dolar sendiri dipicu oleh rilis data Producer Price Index (PPI) AS yang jauh di atas perkiraan pasar, menandakan tekanan harga di tingkat produsen masih tinggi.
Kondisi ini mengurangi ekspektasi pemangkasan agresif suku bunga oleh bank sentral AS (The Federal Reserve). Saat ini, pasar memproyeksikan peluang pemangkasan hanya 25 basis poin pada September dengan probabilitas 93%, menggeser ekspektasi sebelumnya yang mengarah pada pemangkasan 50 basis poin.
Komentar hawkish dari pejabat The Fed, Mary Daly dan Alberto Musalem juga berkontribui menekan pasar. Mereka secara tegas menolak opsi pemangkasan 50 basis poin, yang turut memicu kenaikan imbal hasil obligasi AS. Arus modal keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, berpotensi meningkat.
Dari dalam negeri, fokus pelaku pasar tertuju pada rangkaian agenda Sidang Tahunan MPR, DPR, dan DPD. Presiden Prabowo dijadwalkan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari, disusul Pidato Pengantar RUU APBN 2026 dan Nota Keuangan di siang hari.
Agenda ini menjadi momen penting bagi pemerintah untuk memaparkan arah kebijakan fiskal dan prioritas pembangunan 2026. Pasar akan mencermati apakah Presiden Prabowo akan memberi porsi besar pada sektor pertahanan atau tetap menempatkan agenda ekonomi sebagai prioritas utama.
Baca Juga:
Harga Emas Antam Tembus Rp2 Juta per Gram, UBS dan Galeri24 Turun!
Bakal Diperiksa KPK, Harta Kekayaan Bupati Pati Capai Rp31,5 Miliar!
Analisis Teknikal Rupiah
Secara teknikal, pergerakan rupiah terhadap dolar AS saat ini berada dalam fase konsolidasi setelah reli penguatan pada perdagangan sebelumnya. Level support terdekat berada di kisaran Rp16.080/US$, sementara resistance terdekat ada di Rp16.150/US$.
Jika rupiah mampu menembus resistance tersebut, peluang pelemahan lanjutan menuju Rp16.200/US$ terbuka lebar, terutama jika sentimen global kembali memburuk. Namun, jika tekanan berkurang dan rupiah menguat, penembusan ke bawah support Rp16.080/US$ dapat membawa mata uang Garuda menguji area Rp16.050/US$.
Indikator Relative Strength Index (RSI) harian menunjukkan level 54, mengindikasikan bahwa rupiah masih berada di area netral, tanpa tanda overbought atau oversold yang signifikan. Volume perdagangan juga terpantau moderat, menandakan pelaku pasar masih menunggu kejelasan arah kebijakan fiskal dari pemerintah.
(Dist)