BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Kekalahan Barcelona dari Osasuna di jornada 8 Liga Spanyol 2024/2025 menjadi pukulan pertama bagi pelatih Hansi Flick.
keputusan taktis sang pelatih dan kesalahan individu berperan dalam hasil mengejutkan ini.
Keputusan Flick untuk merotasi skuad menjadi salah satu poin kritis dalam pertandingan ini.
Dengan jadwal laga yang padat di Eropa dan domestik, Flick memilih untuk mengistirahatkan beberapa pemain kunci seperti Lamine Yamal dan Raphinha.
Sebagai gantinya, Pau Victor dan Ferran Torres diberi kesempatan untuk tampil sebagai starter di lini serang.
Namun, perubahan ini tampaknya mereduksi kreativitas dan agresivitas Barcelona di sektor serangan.
Barcelona, yang biasanya terkenal dengan serangan balik cepat dan pergerakan dinamis di sisi sayap, tampil lesu di babak pertama.
Pau Victor dan Ferran Torres tak mampu mengimbangi kualitas permainan yang biasanya dipertontonkan oleh Raphinha dan Yamal.
Meskipun mereka mendominasi penguasaan bola hingga 75 persen, ketidakmampuan Barcelona memecahkan pertahanan Osasuna menjadi catatan besar bagi Flick.
Hanya 11 tembakan yang dilepaskan Barca sepanjang laga, dengan 6 di antaranya mengarah ke gawang. Statistik ini tak cukup mencerminkan dominasi bola yang dimiliki, terlebih jika dibandingkan dengan efektivitas Osasuna.
Di sisi lain, Osasuna tampil jauh lebih efektif meski bermain lebih bertahan. Tim asuhan Vicente Moreno menunjukkan kelas mereka dalam memanfaatkan serangan balik cepat.
Ante Budimir dan Bryan Zaragoza menjadi bintang utama dalam membongkar pertahanan Barcelona yang sering kali terlambat dalam transisi bertahan.
Gol pertama Osasuna lahir dari sebuah serangan balik mematikan. Berawal dari umpan silang Bryan Zaragoza, Budimir berhasil menanduk bola masuk ke gawang Inaki Pena.
Keunggulan Osasuna semakin mencolok setelah mereka berhasil menggandakan skor melalui gol Zaragoza yang memanfaatkan kesalahan fatal dari Pau Victor.
Kesalahan ini memperlihatkan kerentanan Barcelona dalam fase transisi, di mana serangan balik lawan kerap menembus lini tengah hingga pertahanan.
Kecepatan dan ketepatan Zaragoza serta Budimir dalam membaca situasi pertahanan Barcelona sangat mengesankan.
Mereka bukan hanya memanfaatkan ruang yang ditinggalkan oleh lini belakang Barca, tetapi juga mengeksekusi peluang dengan sangat klinis.
Di babak pertama, meski Barcelona terus menekan dan mendominasi, keunggulan 2-0 untuk tuan rumah bertahan hingga turun minum.
Babak kedua menjadi momen Flick mencoba memperbaiki kesalahan awalnya dengan memasukkan Raphinha dan Lamine Yamal.
Pergantian ini memang membawa efek positif. Barcelona berhasil memperkecil ketertinggalan melalui gol Pau Victor yang memanfaatkan blunder kiper Osasuna, Sergio Herrera.
Namun, meskipun Yamal dan Raphinha mampu memberikan warna baru di lini serang, masalah di lini belakang Barcelona kembali muncul.
Osasuna mendapat hadiah penalti setelah Sergi Dominguez melanggar Budimir di dalam kotak penalti. Budimir yang menjadi algojo dengan tenang menambah keunggulan Osasuna menjadi 3-1.
Penalti ini memperlihatkan sekali lagi lemahnya konsentrasi Barcelona dalam situasi kritis. Dalam upaya mengejar ketertinggalan, Barcelona justru semakin rapuh ketika menghadapi tekanan balik.
Gol terakhir Osasuna, yang dilesakkan oleh Abel Bretones, menjadi klimaks dari kekacauan di lini belakang Barcelona.
Kesalahan kontrol bola dari Lamine Yamal di luar kotak penalti dimanfaatkan Bretones untuk melepaskan tendangan keras yang tak mampu diantisipasi oleh Inaki Pena.
BACA JUGA: Penjaga Gawang Wojciech Szczesny Gabung Barcelona?
Meski Yamal sempat menebus kesalahannya dengan mencetak gol kedua untuk Barcelona di menit-menit akhir, usaha tersebut terlambat untuk mengubah hasil akhir.
Kekalahan 4-2 ini menjadi evaluasi besar bagi Hansi Flick. Meskipun Barcelona telah menunjukkan perkembangan dalam penguasaan bola dan serangan di bawah asuhan Flick, mereka masih menghadapi masalah dalam hal pertahanan, terutama saat menghadapi tim yang bermain dengan serangan balik cepat.
Konsistensi menjadi isu utama, terutama karena rotasi pemain yang dilakukan Flick tidak berjalan dengan baik.
Meski pemikiran untuk mengistirahatkan pemain-pemain kunci dalam jadwal padat bisa dimengerti, dampak dari kurangnya kreativitas di lini serang begitu terasa.
Pau Victor dan Ferran Torres belum mampu memberikan ancaman yang sama seperti Yamal dan Raphinha.
Selain itu, kekalahan ini juga menggarisbawahi pentingnya mentalitas dan konsentrasi, terutama dalam situasi krusial.
Osasuna, meskipun bermain dengan strategi bertahan, mampu tampil lebih tajam dan efektif dalam memanfaatkan setiap peluang yang datang. Sementara itu, Barcelona tampak goyah ketika berada di bawah tekanan.
(Budis)