BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Hubungan antara tim Pramac dan Ducati yang telah berlangsung selama 20 tahun tampaknya telah mencapai titik jenuh.
Keputusan Pramac untuk beralih ke Yamaha musim depan menandai sebuah perubahan signifikan di MotoGP, yang dipandang sebagai kemenangan besar bagi Yamaha dan langkah strategis bagi Pramac.
Daya saing Pramac yang meningkat menyebabkan ketegangan dengan Ducati.
Tim ini telah menunjukkan performa luar biasa, bahkan terkadang menjadi pesaing utama tim pabrikan Ducati sendiri.
Situasi ini menciptakan “retakan” dalam hubungan mereka, terutama saat Jorge Martin dari Pramac bersaing ketat dengan Pecco Bagnaia dari tim pabrikan Ducati di akhir musim lalu.
“Pramac dihormati oleh seluruh paddock. Bagi Tim Yamaha, ini adalah kemenangan besar, pencapaian yang luar biasa. Mereka bisa memanfaatkan struktur Pramac untuk menjadi lebih baik,” ujar pengamat MotoGP dari TNT Sports, Sylvain Guintoli, dikutip Minggu (21/7/2024).
Penambahan dua motor dari Pramac ke dalam struktur Yamaha diharapkan dapat membantu pabrikan asal Jepang ini kembali ke puncak MotoGP.
BACA JUGA: Enea Bastianini Terkejut, Marquez Gantikan Posisinya di Ducati MotoGP 2025
Bos Yamaha, Massimo Meregalli, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan investasi strategis dan pencapaian penting bagi Yamaha.
“Struktur Pramac adalah salah satu yang terbaik di paddock ini. Bersama mereka, kami ingin membangun hubungan yang sangat kuat. Target kami bekerja sama dengan mereka sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dengan tim independen lainnya,” ujar Meregalli.
“Empat sepeda di grid merupakan sebuah keuntungan. Sampai saat ini, kami membangun sendiri. Kami sudah memberi tahu mereka bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan! Tujuan dan semangatnya sangat bagus.”
Dengan pengalaman dan struktur yang dimiliki Pramac, kolaborasi ini diharapkan membawa Yamaha kembali bersaing di level tertinggi.
Pramac, yang selama ini bekerja sama dengan Ducati, sekarang akan memulai tantangan baru bersama Yamaha, membawa semua pengalaman dan keahlian yang telah mereka kumpulkan.
“Dengan Ducati, mereka telah mencapai ujung jalan. Mereka menjadi terlalu kompetitif, menjadi sebuah masalah. Sekarang mereka memulai tantangan baru dengan semua pengalaman yang mereka miliki,” tambah Guintoli.
Peralihan ini akan mengubah dinamika di MotoGP, dan para penggemar pasti menantikan bagaimana kedua tim ini akan berkolaborasi dan berkompetisi di musim mendatang.
Yamaha dengan empat motor di grid memiliki peluang besar untuk mengembangkan strategi dan inovasi baru, sementara Pramac mendapatkan tantangan baru.
(Budis)