Ratusan Siswa SD di Bandung Barat Keracunan Makanan saat Acara Perpisahan

Ratusan Siswa SD di Bandung Barat Keracunan
Keluarga korban keracunan siswa SD di Kabupaten Bandung Barat (Tri/TM)

Bagikan

BANDUNG BARAT, TEROPONGMEDIA.ID — Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Gandasari di Kampung Bojongmareme, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diduga keracunan makanan hingga mendapat perawatan medis.

Mereka diduga mengalami keracunan masal setelah menyantap hidangan pada acara kenaikan kelas dan perpisahan di lingkungan sekolah, pada Senin 24 Juni 2024.

Data terakhir dirilis Dinas Kesehatan KBB sebanyak 125 siswa mendapat perawatan medis setelah mengalami gejala mual dan muntah.

Rinciannya 106 orang dirawa di Puskesmas Sindakerta, Klinik dr. Yoga sebanyak 8 orang, Klinik Sikembar 6 orang, BPM BD. Hj Eneng 1 orang, Klinik Permata Hati 1 orang dan Klinik dr. Taufik 3 orang.

Kemudian, dari total 125 pasien dugaan keracunan itu sebanyak 17 orang telah dirujuk ke RSUD Cililin. Sementara sebanyak 107 di antaranya sudah pulang.

Kepala Puskesmas Sindangkerta Dini Silvia menerangkan, dari 125 korban dugaan keracunan sebanyak 85 persennya menimpa siswa. Sisanya para orang tua dan keluarga pendamping.

“Data sampai hari ini pukul 09.00 WIB total sudah ada 125 orang yang diduga keracunan. Ada anak-anak dan dewasa, tapi 85 persen anak-anak. Kami tangani dan ada yang kami rujuk juga ke RSUD Cililin sebanyak 16. Untuk yang ditangani semuanya dari faskes terdekat juga ada 125 orang. Alhamdulillah sekarang lebih banyaknya sudah pulang,” kata Dini Silva, Rabu  (26/62024).

BACA JUGA: Melly Goeslaw Bela Jeje Govinda dari Nyinyiran Netizen Soal Pencalonan Bupati Bandung Barat

Disebutkannya keluhan ratusan pasien tersebut diantaranya lemas, muntah, diare, pusing-pusing, hingga sesak nafas. Karena keluhannya hampir sama maka dugaan sementara adalah akibat keracunan.

“Kronologisnya jadi hari Selasa, 25 Juni itu pada pukul 10:40 WIB banyak berdatangan pasien dari usia sekolah dan usia dewasa datang ke puskesmas mengeluh lemes-lemes, muntah, diare juga ada yang sesak nafas,” ujar dia.

Untuk mengetahui penyebab keracunan massal ini, petugas Puskesmas Sindangkerta, Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB bersama TNI Polri melakukan penelusuran di lapangan. Hasil pemeriksaan sementara, semua pasien yang mengalami gejala keracunan itu usai mengkonsumsi nasi box berisikan ayam tepung atau fried chicken.

“Kemarin kami juga koordinasi lintas sektor dari mulai pemerintah desa, relawan, kecamatan Sindangkerta, Pemda KBB, dari puskesmas, kepolisian, TNI semua bahu membahu menyisir ke wilayah SDN Gandasari, Bojongmareme Rw 11 dan 5. Karena semua pasien yang datang ke puskesmas itu setelah makan nasi box dan chicken mereka menderita mual-mual muntah-muntah dan mencret,” kata dia.

Lebih lanjut dini mengatakan, berdasarkan informasi total ada 142 box nasi yang dibagikan kepada siswa. Namun yang mengonsumsi makanan tersebut bukan hanya anak-anak melainkan para orang tua yang mendampingi juga ikut mencicipi.

“Data dari yang datang udah 125 itu tidak hanya siswa SD saja tapi keluarga yang mendampingi juga ikut memakan nasi. Hampir semua pasien yang datang ke Puskesmas itu setelah makan nasi box dan chicken mereka menderita mual-mual, muntah-muntah dan mencret,” beber Dini.

Terpisah, Pj Bupati Bandung Barat, Ade Zakir menerangkan, Pemerintah Daerah telah menetapkan kejadian keracunan masal di SDN Gandasari, ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Merujuk hal ini, pemerintah melakukan intervensi penanggulangan meliputi seluruh biaya pengobatan terhadap korban ditanggung pemerintah.

“Pengobatan korban tidak dipungut biaya, nantinya akan diklaimkan dari faskes ke Dinkes,” kata Pj Bupati Bandung Barat, Ade Zakir Hasim.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat hingga saat ini terus bersiaga menangani para siswa yang mengalami gejala keracunan makanan. Ia juga turut mengawasi peristiwa tersebut.

“Tadi kami sudah melakukan rapat melalui zoom untuk memastikan penanganan terhadap para korban itu cepat dan tepat,” tambahnya.

Ade juga telah menghimbau kepada para tenaga kesehatan, agar proses pengobatan para korban dilakukan secara maksimal agar korban yang didominasi anak-anak ini bisa segera pulih kembali.

“Tim medis terus berupaya memberikan yang terbaik agar anak-anak kita ini kesehatannya segera pulih seperti sediakala,” katanya.

Agar kasus keracunan massal tidak terulang kembali, Ade menghimbau masyarakat yang tengah menyajikan makanan dengan jumlah banyak untuk senantiasa memperhatikan kebersihan dan tata cara mengolah makanan yang baik.

“Kami pun mengimbau kepada orang tua agar mengawasi jajanan maupun makanan yang dikonsumsi oleh anak-anaknya,” pungkasnya.

(Tri/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tiket reguler premium Solo Safari
Cari Tahu Perbedaan Tiket Reguler dan Premium Solo Safari!
Rak Menjaga Buku
Inilah Alasan Kenapa Kamu Harus Punya Rak Buku!
Risiko suntik testosteron
Apakah Suntik Testosteron Memiliki Risiko Tinggi?
Liburan Akhir Tahun
Dave Hendrik Liburan Akhir Tahun di Korea Selatan
Hidangan khas natal
5 Hidangan Khas Natal di Indonesia, Mana Favoritmu?
Berita Lainnya

1

Anggota Komisi 2 DPRD Jabar Imbau Masyarakat Aware Terhadap Konsumsi Makanan dengan Kadar Gula Tinggi

2

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

3

Gunung Mas Group (GMG) dan LKP Bina Ilmu Gelar Pelatihan Operator Dump Truck ke-2 yang Didukung Disnakertrans Malut

4

Hampir Mirip, Ini Perbedaan Gejala Herpes dan Gigitan Tomcat

5

25 Link Download Kartu Ucapan Natal dan Tahun Baru 2024, Bisa Langsung Digunakan
Headline
Material Longsor Menutup Jalan Cigaru
Material Longsor Menutup Jalan Cigaru, Akses Warga Kiara Dua - Bagbagan Sukabumi Terisolir
Remisi Khusus Natal 2024
15.807 Narapidana Terima Remisi Khusus Natal 2024
Kajari Kediri Lepaskan Tembakan Saat Dibuntuti OTK
Kajari Kediri Lepaskan Tembakan Saat Dibuntuti OTK, Begini Kronologinya
Empat Desa di Mamuju Terisolir Tertutup Material Longsor
Empat Desa di Mamuju Terisolir Tertutup Material Longsor

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.