Pupuh Asmarandana: Warisan Sastra Sunda yang Sarat Makna

Penulis: Budi

Pupuh Asmarandana
(Foto: Sundana)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pupuh Asmarandana merupakan salah satu jenis pupuh yang berasal dari tradisi sastra Sunda. Pupuh ini mempunyai keunikan yang menjadikannya populer di kalangan masyarakat Sunda.

Pupuh Asmarandana melambangkan perasaan cinta (nafsu), cinta (cinta), atau kasih sayang (nyaah). Struktur dan pola puisi ini khas, terdiri dari beberapa bait atau baris, setiap bait terdiri dari beberapa baris, dan setiap baris terdiri dari beberapa suku kata.

Asmarandana tidak hanya digunakan dalam seni sastra Sunda, namun juga mempunyai makna dan pesan batin tentang cinta dan kehidupan, serta mampu menciptakan suasana indah melalui vokal dan alat musik tradisional Sunda.

BACA JUGA: Lirik Pupuh Asmarandana Beserta Keterangan Struktur Kalimatnya

Sejarah dan Asal-usul

Pupuh Asmarandana merupakan bagian dari warisan sastra Sunda yang kaya akan tradisi lisan dan tertulis. Sastra Sunda dikenal dengan beragam pupuh, yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Pupuh Asmarandana sering digunakan dalam berbagai upacara adat, pengajaran moral, dan hiburan.

Fungsi dan Peran

Pupuh Asmarandana berfungsi sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan. Dalam konteks sosial, pupuh ini sering digunakan untuk mengajarkan generasi muda tentang pentingnya cinta, kasih sayang, dan tanggung jawab.

Struktur dan Pola

Pupuh Asmarandana terdiri dari beberapa bait, dan setiap bait memiliki jumlah suku kata tertentu serta pola rima yang khas.

Contoh Struktur 

  • Baris pertama: 8 suku kata (berakhiran dengan vokal “i”)
  • Baris kedua: 8 suku kata (berakhiran dengan vokal “a”)
  • Baris ketiga: 8 suku kata (berakhiran dengan vokal “e”)
  • Baris keempat: 8 suku kata (berakhiran dengan vokal “a”)
  • Baris kelima: 7 suku kata (berakhiran dengan vokal “a”)
  • Baris keenam: 8 suku kata (berakhiran dengan vokal “u”)
  • Baris ketujuh: 8 suku kata (berakhiran dengan vokal “a”)

Makna dan Pesan

Pupuh Asmarandana menyampaikan berbagai makna dan pesan, terutama tentang cinta dan kehidupan. Melalui bait-baitnya, pupuh ini mengajak pendengarnya untuk merenungkan pentingnya kasih sayang, kebijaksanaan, dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari.

Pesan Moral

Pupuh Asmarandana sering kali mengandung pesan moral yang kuat, seperti menghormati orang tua, mencintai sesama, dan hidup dengan penuh tanggung jawab.

Cinta dan Kasih Sayang

Tema utama dalam Asmarandana adalah cinta dan kasih sayang. Melalui ungkapan-ungkapan puitis, pupuh ini menggambarkan berbagai aspek cinta, mulai dari cinta antara kekasih, cinta terhadap keluarga, hingga cinta kepada Tuhan.

Contoh Pupuh

Tentang Peringatan

Eling eling mangka eling (8-i)
Rumingkang di bumi alam (8-a)
Darma wawayangan bae (8-e)
Raga taya pangawasa (8-a)
Lamun kasasar lampah (7-a)
Nafsu nu matak kaduhung (8-u)
Badan anu katempuhan (8-a)

Tentang Pendidikan

Mun ujang nyiar pangarti
Terus sakola ka kota
Sing jadi murid rancage
Bener pinter bari sehat
Mikaheman sasama
Asih kanu jadi guru
Gaganti ema jeung bapa

Tentang Nasihat Orang Tua

Ngariung di tengah bumi
Pun biang sareng pun bapa
Jisim abdi diuk mando
Husu ngupingkeun pituah
Piwejang ti anjeunna
Pituduh laku rahayu
Piwejang sangkan waluya.

Tentang Kebersihan

Eling-eling murangkalih
Kudu apik jeung berséka
Ulah odoh ka panganggo
Mun kotor geuwat seuseuhan
Soéh geuwat kaputan
Ka nu buruk masing butuh
Ka nu anyar masing lebar.

Peran dalam Budaya Sunda

Pupuh Asmarandana memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan budaya Sunda. Melalui pupuh ini, nilai-nilai tradisional dan ajaran moral dapat disampaikan kepada generasi muda, sehingga tradisi dan budaya Sunda tetap hidup dan berkembang.

 Dalam Kesenian Sunda

Dalam kesenian Sunda,  Asmarandana sering digunakan dalam pertunjukan wayang, seni musik, dan tari. Kombinasi antara vokal, instrumen tradisional, dan tarian menciptakan suasana yang magis dan mengesankan.

Penggunaan dalam Pendidikan

Pupuh Asmarandana juga digunakan dalam pendidikan formal dan informal sebagai alat untuk mengajarkan bahasa, sastra, dan nilai-nilai moral. Di sekolah-sekolah, pupuh ini diajarkan sebagai bagian dari kurikulum bahasa Sunda, sementara dalam kehidupan sehari-hari, pupuh ini sering dinyanyikan atau dibacakan dalam berbagai kesempatan.

Pupuh Asmarandana merupakan salah satu bentuk warisan sastra Sunda yang kaya akan makna dan keindahan. Melalui struktur dan pola yang khas, pupuh ini menyampaikan pesan-pesan tentang cinta, kehidupan, dan nilai-nilai moral yang tinggi.

Dengan memahami dan menghargai Asmarandana, kita dapat lebih mendalami kekayaan budaya Sunda dan menerapkan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

 

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Bakso Atomic
Kreatif dan Berani, Mahasiswa UAD Tawarkan Bakso Unik Berbasis Ilmu Fisika
Subaru mobil baru
Subaru Siap Luncurkan Mobil Baru di GIIAS 2025, Perdana SUV Hybrid?
Ganja di Aceh
Polisi Ungkap Ladang Ganja Seluas 25 Hektare di Aceh
BMW R1300R
BMW Rilis R1300R Roadster 2025, Adopsi Teknologi Suspensi Tercanggih!
IMG_20250624_131858
Borneo FC Resmi Datangkam Gelandang Asal Kolombia 
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja

3

Video Polri Pahlawan Masa Kini Dirujak Warganet, Dianggap Tak Sesuai Realita

4

Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini

5

Dorong Dunia Usaha Lebih Inklusif, BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Inclusive Job Center kepada 30 Perusahaan di Bandung Raya
Headline
BSU CAIR-1
BSU Tahap I Mulai Cair ke 2,45 Juta Pekerja
rupiah melemah, emas melonjak harga emas antam
Duh! Harga Emas Antam Anjlok Rp 10.000 Hari Ini
Gunung Ibu erupsi
Waspada! Gunung Ibu Kembali Erupsi Pagi Ini
Oklahoma City Thunder
Oklahoma City Thunder Raih Gelar Juara NBA 2025 Usai Kalahkan Indiana Pacers

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.