BANDUNG,TM.ID: Najwa Shihab disebut Master of Ceremony (MC) oleh Ganjar Pranowo dalam dialog program Mata Najwa on Stage Yogyakarta bertema “3 Bacapres Bicara Gagasan” di kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Selasa (19/9/2023) malam.
Dalam dialog tersebut, Calon Presiden 2024 dari PDIP itu gagal paham soal perbedaan profesi Master of Ceremony (MC) dan Jurnalis saat bicara soal lulusan terbaik perguruan tinggi.
Najwa Shihab pun menegaskan, bahwa dirinya bukanlah MC melainkan Jurnalis.
Najwa Shihab adalah seorang jurnalis perempuan yang berpengalaman. Dengan latar belakang karier yang cemerlang, dedikasi terhadap profesi, dan peran pentingnya dalam berbagai aspek sosial, Najwa Shihab telah mengukir prestasi yang mengesankan.
Profil Najwa Shihab
Najwa Shihab lahir pada 16 September 1977 dan memiliki latar belakang keluarga yang tak biasa. Ia adalah putri kedua dari Quraish Shihab, seorang Menteri Agama Indonesia pada era Kabinet Pembangunan VII. Namun, Najwa tidak hanya dikenal sebagai anak dari figur politik, melainkan juga sebagai individu yang membangun kariernya sendiri. Awalnya, ia merintis karier sebagai wartawan magang di RCTI.
Namun, pada tahun 2000, ia memilih bergabung dengan MetroTV karena lebih mendukung minatnya terhadap jurnalisme. Dari menjadi reporter di Metro TV, ia kemudian diangkat menjadi anchor dalam sejumlah program berita prime time seperti Metro Hari Ini dan Suara Anda, sebelum akhirnya memiliki program gelar wicara sendiri yang terkenal, yaitu Mata Najwa pada tahun 2009.
Program Mata Najwa
Mata Najwa menjadi salah satu program talk show paling berpengaruh di Indonesia. Dalam acara ini, Najwa Shihab mengundang berbagai tokoh penting, baik dari dunia politik, budaya, hingga masyarakat sipil, untuk berbicara tentang isu-isu aktual dan kontroversial. Pemilihan topik yang cermat dan gaya moderasi yang tajam membuat acara ini menjadi favorit banyak pemirsa.
Salah satu momen bersejarah dalam perjalanan Mata Najwa adalah episode “Catatan tanpa Titik” pada bulan Agustus 2017. Pada episode tersebut, Najwa resmi mengundurkan diri dari Metro TV. Namun, ketekunan dan dedikasinya terhadap jurnalisme membawanya kembali ke panggung televisi. Pada tanggal 10 Januari 2018, Najwa Shihab kembali tampil dengan Mata Najwa di Trans7.
Narasi
Selain menjadi seorang presenter dan jurnalis, Najwa Shihab juga berperan dalam dunia media dengan mendirikan Narasi pada tahun 2018. Narasi adalah perusahaan berita dan media omni-channel yang menciptakan dan mengelola berbagai jenis konten. Langkah ini menunjukkan komitmennya terhadap penyampaian informasi yang berkualitas dan terpercaya.
Profil Pendidikan dan Pengalaman Internasional
Pendidikan Najwa Shihab menjadi landasan kuat dalam kariernya. Ia adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan tahun 1996. Sebelumnya, saat SMA, ia terpilih untuk mengikuti program American Field Service (AFS), yang di Indonesia dilaksanakan oleh Yayasan Bina Antarbudaya. Program tersebut membawanya ke Amerika Serikat selama satu tahun, memperluas wawasannya dalam dunia internasional.
BACA JUGA : Najwa Shihab MC? Ganjar Pranowo Blunder Parah di UGM, Ini Dialognya
Aktivisme Literasi
Najwa Shihab juga terkenal sebagai seorang aktivis literasi yang gigih. Ia ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia (2016-2020) oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Tugas utamanya adalah menyebarkan minat baca ke seluruh penjuru negeri. Selain menjadi Duta Baca Indonesia, Najwa juga berperan sebagai Duta Pustaka Bergerak.
Dalam program ini, ia berkontribusi dalam membangun perpustakaan bergerak dari satu wilayah ke wilayah lain, menggunakan berbagai sarana seperti kuda, pedati, perahu, vespa, dan lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan minat baca di Indonesia dan memperluas akses terhadap literatur.
Penghargaan dan Pengakuan
Prestasi Najwa Shihab dalam dunia jurnalisme telah diakui secara luas. Salah satu momen bersejarah adalah penghargaan yang ia terima pada tahun 2005 dari PWI Pusat dan PWI Jaya.
Penghargaan tersebut atas laporan-laporannya dari Aceh, saat bencana tsunami melanda kawasan itu pada Desember 2004. Laporan-laporannya memberi andil besar dalam menyebarkan kepedulian dan empati masyarakat terhadap tragedi kemanusiaan tersebut.
Peran dalam Debat Publik
Najwa Shihab juga telah memainkan peran penting dalam menjembatani debat publik. Salah satu acara yang dipandu oleh Najwa Shihab dan cukup dikenang adalah debat kandidat Gubernur DKI Jakarta. Debat ini ada oleh KPUD DKI Jakarta dan disiarkan secara langsung oleh Metro TV dan Jak TV. Najwa terpilih sebagai pemandu debat, menunjukkan keterampilannya dalam mengelola diskusi publik yang berarti.
Perjalanan Pendidikan
Ketertarikan Najwa Shihab terhadap isu hukum media membawanya ke Australia pada awal 2008. Ia meraih Full Scholarship for Australian Leadership Awards dan mendalami bidang hukum media. Ini menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan diri dan pengetahuan yang lebih dalam.
Penghargaan dan Nominasi
Penghargaan terus mengalir bagi Najwa Shihab. Ia telah meraih berbagai penghargaan, termasuk Presenter Talkshow Berita Terfavorit dalam Panasonic Gobel Awards. Pada tahun 2017, ia juga meraih penghargaan Presenter Talkshow Current Affairs & News dalam Panasonic Gobel Awards.
Kontribusi dalam Dunia Bisnis Digital
Tidak hanya dalam dunia media tradisional, Najwa Shihab juga memiliki peran dalam bisnis digital. Pada tahun 2018, ia bersama-sama mendirikan PT Narasi Citra Sahwahita, sebuah perusahaan di bidang digital content. Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan karier dan pengaruhnya terus berkembang.
Filmografi dan Penghargaan Lainnya
Selain di dunia jurnalisme, Najwa Shihab juga terlibat dalam dunia perfilman. Ia tampil dalam beberapa film, seperti “Serdadu Kumbang” pada tahun 2011 dan “Pretty Boys” pada tahun 2019. Penghargaan dan pengakuan terus menghampiri, termasuk penghargaan Presenter Talkshow Berita Terfavorit dalam Panasonic Gobel Awards pada tahun 2019.
Penghargaan Internasional
Prestasi Najwa Shihab tak hanya di Indonesia, tapi juga di tingkat internasional. Ia terpilih sebagai Young Global Leader oleh The World Economic Forum pada tahun 2018. Penghargaan ini menegaskan peran dan dampaknya dalam skenario global.
(hafidah/Budis)