Profil Gus Miftah, Viral Bagi-bagi Duit Diduga Unsur Politik

gus miftah
Foto (Instagram/@Yusuf Mansur)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Sosok Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), belakangan menjadi sorotan buntut video bagi-bagi uang di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, viral di media sosial.

Hal yang dilakukannya itu, diduga bermuatan politik. Pasalnya, dalam video viral itu, saat dirinya membagikan uang tampak ada seorang pria di belakangannya, yang memamerkan kaos bergambar Calon Presiden (Capres0 Prabowo). Mengingat, dia memberikan dukungan kepada Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran.

Profil Gus Miftah

Melihat dari sisi lain, Gus Miftah lahir pada 5 Agustus 1981, bukan hanya seorang mubalig namun juga pemimpin Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Sebagai keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, beliau telah menorehkan prestasi di dunia keagamaan.

BACA JUGA: Ini Klarifikasi Gus Miftah Usai Bagi-bagi Uang Ada Kaos Prabowo

Pendidikan dan Gelar Akademis

Meskipun Gus Miftah pernah berkuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan tidak menyelesaikan studinya di tahun terakhir, beliau berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Agama Islam dari Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2023.

Dia selama kuliah aktif di Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), yang merupakan organisasi yang berafiliasi dengan Nahdlatul ‘Ulama.

Gus Miftah memiliki nasab yang kaya akan sejarah keagamaan. Dia merupakan keturunan ke-9 dari Kiai Muhammad Ageng Besari. Ayahnya, M.Murodhi bin M.Boniran, merupakan bagian dari garis keturunan yang panjang dan berakar pada para tokoh agama Islam.

Cara Dakwah

Sebagai seorang ustaz, dia fokus dalam berdakwah kepada kaum marjinal. Namanya mulai dikenal secara luas ketika video pengajian di salah satu kelab malam di Bali menjadi viral. Hal ini menunjukkan keberaniannya dalam membawa pesan keagamaan ke lingkungan yang mungkin dianggap tidak biasa.

Dia mengaku bahwa ide awal berdakwah ke kaum marjinal muncul saat melaksanakan salat di musala di sekitar Sarkem, area lokalisasi di Yogyakarta. Di tempat ini, beliau mulai mengadakan kajian agama rutin yang diikuti oleh para pekerja dunia malam.

Selain ke lokalisasi, Gus Miftah juga membawa dakwahnya ke kelab malam dan salon. Beliau menyadari bahwa para pekerja dunia malam kesulitan mendapatkan akses ilmu keagamaan. Dengan keberaniannya, Gus Miftah membawa pencerahan kepada mereka yang mungkin terabaikan.

Kegiatan dakwah Gus Miftah ke kaum marjinal mendapat dukungan dari Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan. Dukungan ini menunjukkan pentingnya upaya beliau dalam menyebarkan nilai-nilai keagamaan di berbagai lapisan masyarakat.

 

 

(Saepul/Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Tak Sengaja Terbang, Roket China Lepas Landas dan -Cover
Roket China Tak Sengaja Terbang dan Meledak Saat Lepas Landas
Dokter Richard Lee Dihujat
Ngonten Bareng Gaga Muhammad, Dokter Richard Lee Dihujat Soal Isi Pesan
Bigetron Red Aliens
Bigetron Red Aliens Berpisah dengan Pelatih, Jendra 'Capt' Wahyudi
Saldo
Cara Mudah Cek Saldo Dana Gratis Bansos dari Pemerintah
Polda Jabar Soal Saksi Ahli Disebut Tak Independen
Tanggapan Polda Jabar Soal Saksi Ahli Disebut Tak Independen
Berita Lainnya

1

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

2

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
pdns dirjen aptika kominfo
Masalah PDNS Belum Tuntas, Dirjen Aptika Kominfo Mundur
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One dan Diskon Hingga 50%
pabrik narkoba terbesar di indonesia
Polisi Ungkap Pabrik Narkoba Terbesar Indonesia di Malang, Modusnya EO
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan di ASEAN, Kerugian Capai Rp551 Triliun!