Prediksi BMKG: Salju Puncak Jayawijaya akan Habis 2026

Penulis: usamah

Salju Puncak Jayawijaya akan Habis 2026
Salju Abadi Puncak Jaya di Pegunungan Jayawijaya, Provinsi Papua, semakin menyusut akibat pemanasan global. (Dok. BMKG)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Moses Kilangin Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah. memprediksi salju di Puncak Jayawijaya diprediksi akan habis pada 2026.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Moses Kilangin Mimika Reza mengatakan,  hasil penelitian terbaru BMKG Pusat, luasan salju pada 2022 mencapai 0,23 kilometer persegi. Ini menyusut sekitar 0,11 kilometer persegi hingga 0,16 meter persegi.

“Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pencairan salju ini semakin signifikan. Ini untuk ketebalan salju yang tersisa hanya empat meter,” kata Reza seperti Teropongmedia kutip.

Selain faktor berubah iklim, ujarnya, curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut turut mempengaruhi percepatan pencairan salju, penurunan luasan. Sertai ketebalan salju telah diamati selama beberapa tahun terakhir.

“Dulu embun dan uap air di Puncak Jayawijaya akan membeku menjadi salju. Namun sekarang hujan lebih sering turun di Puncak Jayawijaya ini justru mempercepat pencairan es,” ujarnya.

Dia menjelaskan faktor lain yang turut mempercepat pencairan salju yang panas dari batuan pegunungan sekitar, kombinasi antara hujan. Lalu panas bebatuan dan perubahan iklim menciptakan proses pencairan yang lebih agresif.

“Jadi ada dua faktor utama yakni pencairan dari atas karena hujan dan pencairan dari bawah akibat panas bebatuan. Dan dampak pencairan salju diprediksi akan dirasakan di pegunungan dan dataran rendah,” ucapnya.

BACA JUGA: Ketebalan Es Pegunungan Jayawijaya Papua Susut Sisa Empat Meter, Kok Bisa?

Dia menambahkan penelitian ini menjadi alarm bagi berbagai pihak untuk lebih peduli terhadap dampak perubahan iklim. Sebab kehilangan salju tidak hanya menjadi kerugian ekologis tetapi mempengaruhi ekosistem dan kehidupan masyarakat sekitar.

“Semoga dengan adanya informasi ini, masyarakat dapat memahami kondisi yang terjadi saat ini. Dan kami akan terus memantau dan memberikan data terbaru terkait fenomena ini,” katanya.

 

(Usk)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Nok Nang Dermayu 2025 - Dok Pemkab Indramayu
Nok Nang Dermayu Siap Bersaing di Moka Jabar 2025
Pendanaan Konservasi Laut
Pemerintah Luncurkan Inovasi Pendanaan Kawasan Konservasi Laut Pertama di Dunia
BYD M6
Kiprah Manis BYD M6 Selama 1 Tahun di Indonesia, Laris karena ini!
Ikan Nila Sakti Cirebon - Dok Pemkab Cirebon
Nila Sakti, Ikon Baru yang Menghidupkan Geliat Perikanan Cirebon
32ec9c2ca3dd557e474e4e74820e7934
Vlad’s App dan Ambisi Rusia Membangun Kedaulatan Digital Nasional
Berita Lainnya

1

Mengawal Janji Konstitusi: Pendidikan Dasar Gratis Untuk Siapa?

2

Viral HMPV: Ketahui Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan dan Pencegahannya

3

Pattern Recognition dalam Psikologi Kognitif: Mekanisme, Fungsi, dan Faktor yang Mempengaruhinya

4

Coding dan AI: Senjata Belajar di Era Society 5.0

5

KDM Resmi Buka MTQH ke-39, Bupati Bandung: Terima Kasih Pak Gubernur Atas Kepercayaannya Sebagai Tuan Rumah
Headline
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
Piala Presiden 2025 Akan Digelar di Dua Stadion, Berikut Jadwal Lengkapnya 
pemprov jabar utang BPJS Kesehatan
Ridwan Kamil Wariskan Utang BPJS Kesehatan Rp 300 M, Pemprov Jabar Kelabakan
PM Israel sebut Iran ingin bunuh donald trump
PM Israel Sebut Iran Ingin Bunuh Donald Trump
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah
Gunung Gamalama Alami Peningkatan Aktivitas Kegempaan dengan Ancaman Bahaya Lontaran Material Kawah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.