JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Prabowo Subianto akan segera menemui Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (06/04/2025). Namun, Prabowo juga akan segera kembali ke Jakarta, dalam hari yang sama.
“Iyaa betul. Nanti malam akan bertemu PM Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur dan akan langsung kembali ke Jakarta malam ini juga,” kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya kepada wartawan, Minggu (6/4/2025).
Menurutnya, pertemuan keduanya sebagai ajang silaturahmi Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Teddy mengungkapkan, Prabowo sangat menghormati Anwar sebagai seorang pemimpin senior di ASEAN.
“Ya silaturahmi, masih dalam suasana Idulfitri. Pak Presiden Prabowo sangat menghormati PM Anwar sebagai seorang pemimpin senior di ASEAN yang mempunyai pengalaman panjang,” jelasnya.
“Beliau lebih dulu menjadi perdana menteri, secara usia juga lebih senior, dan beliau adalah sahabat lama Pak Presiden,” sambung Teddy.
BACA JUGA:
Prabowo dan Presiden Prancis Perkuat Kerja Sama Hadapi Tarif Resiprokal AS
Tarif Resiprokal AS 32 Persen Direspon JK: Efeknya Tidak akan Besar untuk Indonesia
Akan tetapi, Teddy tak mengungkapkan, pertemuan itu apakah dalam pertemuan itu akan berkomunikasi mengenai tarif resiprokal yang dikenakan oleh Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi Malaysia untuk berkomunikasi terkait tarif impor (resiprokal) Amerika Serikat (AS).
Ia memilih untuk segera berkomunikasi dan menyambangi Negeri Jiran yang saat ini bertindak selaku Keketuaan ASEAN tahun 2025.
“Malaysia selaku Keketuaan ASEAN 2025, menjadi sangat penting untuk mendorong penguatan kerja sama seluruh Negara ASEAN dalam menghadapi berbagai tantangan global, termasuk respons atas kebijakan tarif resiprokal AS,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dalam kunjungannya, pada pertama, Kamis (3/4), Airlangga mengadakan pertemuan bersama Deputy Prime Minister of Malaysia I Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi di kediaman resmi DPM I. Pertemuan tersebut membahas perkembangan terbaru kebijakan tarif resiprokal AS.
Pada hari kedua Jumat (4/4), Menko Airlangga diterima langsung oleh Perdana Menteri (PM) Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim di kantornya di Putrajaya.
PM Anwar Ibrahim menyampaikan bahwa pertemuan tersebut untuk mendiskusikan perkembangan dari berbagai kerja sama ekonomi Malaysia dengan Indonesia.
“Kami memanfaatkan sepenuhnya persahabatan erat kedua negara, terutama dalam memperkuat lebih banyak lagi kegiatan ekonomi dan perdagangan, yang melibatkan pengusaha Indonesia dan Malaysia di berbagai sektor terkait,” kata Anwar Ibrahim.
Sejalan dengan Airlangga, PM Anwar juga mengatakan bahwa, sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Malaysia membutuhkan kerja sama dari semua negara tetangga termasuk Indonesia, untuk meningkatkan kapasitas Malaysia sebagai tujuan investasi, pariwisata, dan perdagangan di kawasan.
Pada pertemuan tersebut, PM Anwar Ibrahim didampingi oleh Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri (MITI) Tengku Datuk Seri Zafrul Abdul Azis.
Setelah pertemuan dengan PM Anwar, Airlangga langsung menindaklanjuti untuk pertemuan khusus dengan MITI Tengku Zafrul.
Pada pertemuan tersebut, Tengku Zafrul mengatakan bahwa pertemuan dengan Menko Airlangga juga membahas strategi untuk penguatan ekonomi regional ASEAN.
“Dalam lingkungan global yang penuh ketidakpastian, Persatuan ASEAN bukan lagi pilihan, tetapi menjadi suatu keharusan. Mari kita perkuat ekonomi regional untuk kesejahteraan bersama,” ucap Tengku Zafrul.
Pada kesempatan tersebut Airlangga menegaskan bahwa posisi ASEAN di Indo Pasifik sangat penting, bahkan dapat menjadi satu kekuatan besar untuk mendorong penguatan ekonomi regional di kawasan.
MITI Tengku Zafrul dan Menko Airlangga sepakat, pada saat ekonomi global sedang bergejolak, maka suara ASEAN perlu lebih lantang.
Sebagaimana diketahui, Indonesia dan Malaysia akan memanfaatkan Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi (Trade and Investment Framework Agreement/ TIFA) untuk mencari keuntungan dari perdagangan timbal balik dan mengupayakan berbagai perjanjian kerjasama dengan AS.
Airlangga menegaskan perlu dilakukan sinkronisasi antar negara-negara ASEAN, karena dari 10 negara ASEAN, semua terkena dampak kebijakan tarif resiprokal AS sehingga perlu secara kolektif membangun komunikasi dan engagement dengan Pemerintah AS.
Keduanya mengakui bahwa kebijakan tarif Presiden Trump menimbulkan tantangan yang besar terhad
ap dinamika perdagangan global.
(Saepul)