JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Presiden Prabowo Subianto menyebut, hubungan antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra layaknya seperti kakak-beradik.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Peluncuran Kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang digelar di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025).
Di hadapan para tokoh PDIP, termasuk Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Prabowo dengan menyematkan kutipan semangat Bung Karno, Presiden pertama Indonesia, tentang cita-cita membangun negeri.
“Saya percaya bahwa niat kita semua adalah ingin Indonesia lebih baik, ingin Indonesia sejahtera, ingin Indonesia sungguh-sungguh merdeka, ingin Indonesia bangkit berdiri di atas kaki kita sendiri. Itu semboyan Proklamator kita, pendiri bangsa kita, Bung Karno, yang saya katakan Bung Karno adalah milik seluruh rakyat Indonesia,” jelas Prabowo.
Ia melanjutkan, Bung Karno diakui sebagai sosok bapak pribadinya dan mengundang senyum Puan Maharani.
BACA JUGA:
Kelakar Prabowo, Sri Mulyani kerap Stres saat Dipanggil
Prabowo Heran PSI Partai Kecil, Kader-kader sudah Punya Banyak Kursi Kabinet
“Nyuwun sewu, Mbak Puan, Bung Karno bapak saya juga,” kata Prabowo.
Tak hanya itu, Prabowo pun memberikan humor tentang semangat marhaenisme yang ia rasakan dalam dirinya. Candaan tersebut membuat sejumlah politisi PDIP seperti Bambang Wuryanto (Bambang Pacul) dan Utut Adianto tertawa.
“Mungkin kalau dipotong ini (sambil menunjuk dadanya), yang keluar marhaen juga ini,” ujar Prabowo.
Respons Puan Maharani pun terlihat hangat. Ia tersenyum sambil bertepuk tangan menanggapi guyonan tersebut.
Selanjutnya, Prabowo membahas kedekatan antara PDIP dan Gerindra. Meski kedua partai berada di kubu yang berbeda dalam Pilpres 2024 lalu, Prabowo menyebut bahwa mereka sejatinya memiliki hubungan layaknya keluarga.
“Sebenernya PDIP sama Gerindra kakak adik ini,” kata Prabowo.
Ucapan itu kembali disambut senyum lebar dari Puan yang hadir di barisan depan.
Meski demikian, Prabowo juga menegaskan pentingnya keberadaan pihak yang berada di luar koalisi untuk memberikan kritik dan pengawasan dalam sistem demokrasi yang dianut Indonesia.
“Memang bener, harus ada yang di luar, ngoreksi kita gitu. Ngoreksi. Tapi, ya sedulur,” kata Prabowo sambil tersenyum.
(Saepul)