BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Nama Siti Fadia Silva Ramadhanti kembali jadi sorotan usai tampil di dua sektor sekaligus di Indonesia Open 2025.
Meski menunjukkan determinasi tinggi, kini pelatih mulai mengevaluasi efektivitas peran gandanya, apakah lebih baik fokus di satu sektor demi prestasi yang lebih tajam?
Menurut pelatih kepala sektor ganda campuran PP PBSI, Rionny Mainaky, opsi untuk mengembalikan Fadia ke jalur tunggal, yakni fokus di ganda putri semakin kuat.
“Setelah main di sini (Indonesia Open), kemungkinan berat ke Karel Mainaky (pelatih ganda putri). Tapi belum final, kami harus bicara dulu dengan yang bersangkutan,” ungkap Rionny.
Isu ini bukan sekadar teknis, tapi juga menyangkut daya tahan fisik dan mental. Bermain rangkap di level Super 1000 bukan perkara enteng.
Baca Juga:
Tingkatkan Performa, Pebulu Tangkis Siti Fadia Isi Liburan dengan Berlatih
Rionny mengibaratkannya dengan kasus pemain Jepang, Yuta Watanabe, yang sempat harus melepas salah satu sektor karena kelelahan di babak-babak akhir.
Kondisi ini pun berdampak langsung pada Dejan Ferdinansyah, partner Fadia di ganda campuran. Ia menyebut, sulit untuk terus berlatih bersama jika Fadia harus membagi fokus ke ganda putri.
Padahal, Fadia bukan nama baru di dunia ganda campuran. Sejak junior, ia sudah berpasangan dengan Rehan Naufal Kusharjanto.
Namun, lonjakan kariernya justru terjadi saat diduetkan dengan Apriyani Rahayu, hingga sempat menjadi andalan Indonesia di turnamen besar.
Kini, dengan Apriyani yang masih dalam pemulihan cedera, PBSI tengah menakar ulang masa depan Fadia: Apakah ia akan terus bermain rangkap? Atau fokus total membangun kombinasi baru di ganda putri, seperti bersama Lanny Tria atau bahkan Febi Setianingrum, seperti saat tampil solid di Piala Sudirman 2025?
Satu hal pasti, Fadia punya kualitas, tapi arah strateginya harus jelas. Di level tertinggi, kadang bukan soal bisa main di banyak sektor, tapi siapa yang bisa fokus dan konsisten di satu jalur.
(Budis)