BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung memperispakan diri menghadapi musim kemarau yang tak lepas dari ancaman kekeringan dan kebakaran hutan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama mengatakan, mulai Mei sampai September 2024 diperkirakan memasuki musim kemarau.
Namun belum sepenuhnya musim kemarau karena sewaktu-waktu masih ada turun hujan di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung.
“Seperti pada Kamis (16/5)2024), sempat turun hujan di Cimaung, Banjaran, Cangkuang, Soreang, Katapang dan daerah lainnya,” kata Uka Suska di Soreang, Jumat (17/5/2024) pagi.
Uka Suska memantau kondisi perkembangan curah hujan, bahwa saat ini mulai berkurang karena jelang musim kemarau. Diperkirakan pada bulan Juni ini Kabupaten Bandung mulai memasuki musim kemarau.
Ia mengatakan saat ini sudah mulai ada desa di Kecamatan Arjasari yang minta dikirim air bersih untuk kebutuhan masyarakatnya. Karena kebutuhan air yang ada di desa tersebut bergantung pada curah hujan. Terutama yang bersumber dari sumur gali atau air tanah.
“Ketika ada turun hujan, sumur gali mereka ada airnya,” katanya.
BACA JUGA: Pemkab Bandung Buka Formasi 1.500 ASN, Begini Reaksi Para Pegawai Honorer
Uka Suska mengungkapkan yang perlu diwaspadai oleh banyak pihak itu, pada bulan Oktober dan November 2024 karena memasuki musim hujan dengan intensitas ringan, sedang dan tinggi.
“Itu berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) yang dilaksanakan Provinsi Jabar, belum lama ini,” katanya.
Namun memasuki bulan Nopember 2024, imbuh Uka Suska, bertepatan dengan pelaksanaan Pilkada serentak kepala daerah.
“Untuk itu, BPBD sudah mulai memetakan lokasi-lokasi yang akan dijadikan tempat TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang harus aman dari ancaman potensi bencana. Selain itu untuk memastikan keamanan dari penyelenggaraan Pilkada tersebut,” katanya.
Untuk menghadapi hal itu, ia mengatakan BPBD akan melaksanakan rapat koordinasi dengan berbagai unsur maupun dengan jajaran Organisasi Perangkat Daerah Pemkab Bandung. Selain itu menyiagakan anggota dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk menghadapi potensi musim kemarau maupun musim hujan.
“Di antaranya rapat koordinasi dengan PDAM, PMI, Disperkintan, DPUTR, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dispakan, Badan Kesbangpol, termasuk dengan para camat dan kepala desa, dan pihak lainnya. Kita juga berharap ada pro aktif atau respon cepat dari desa maupun kecamatan dalam setiap melaporkan situasi dan kondisi kejadian. Misalnya terjadi kekeringan atau banjir,” tuturnya.
Uka Suska juga melibatkan para relawan yang ada di masing-masing desa dan kelurahan, untuk mendapatkan informasi dan respon cepat dalam setiap kemungkinan kejadian yang tidak diharapkan.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat dalam menghadapi musim kemarau ini untuk menghemat penggunaan air bersih yang biasa digunakan sehari-hari.
“Dengan harapkan persediaan air bersih bisa digunakan dalam waktu yang cukup lama,” katanya.
Tak hanya, Uka Suska juga menghimbau masyarakat jangan buang sampah sembarangan. Apalagi di musim kemarau ini, tumpukan sampah rawan terjadi kebakaran.
“Jangan buang sampah sembarangan atau bakar sampah sembarangan. Masyarakat harus bijak mengelola sampah, secara ramah lingkungan,” katanya.
“Apalagi sampah rumah tangga, khususnya sampah organik bisa digunakan untuk pupuk organik tanaman,” pungkasnya.
(Aak)