BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi angkat bicara terkait viralnya video perkelahian antar pelajar yang dinilai brutal dan menggunakan bahasa Sunda.
Video tersebut sempat menghebohkan masyarakat dan menimbulkan dugaan bahwa insiden terjadi di wilayah Jawa Barat.
Dalam keterangan resminya, Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa setelah dilakukan penelusuran, perkelahian tersebut tidak terjadi di Jawa Barat, melainkan melibatkan pelajar dari SMKN 1 Karanganyar dan MAN Lebak di wilayah Provinsi Banten.
“Banyak yang menyampaikan pesan kepada saya, terutama semalam. Setelah saya cek, ternyata kejadian itu bukan di Jawa Barat,” ujar Dedi, Selasa (5/8/2025).
Meski bukan berada di wilayahnya, Dedi tetap menyoroti pentingnya pembinaan karakter bagi pelajar. Ia menyarankan agar pihak terkait di Banten dapat melakukan pembinaan yang lebih tegas, bahkan mempertimbangkan model seperti pembinaan barak militer yang telah diterapkan di sejumlah sekolah di Jawa Barat.
Lebih lanjut, Dedi menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pelajar di Jawa Barat yang tetap tekun belajar dan menjaga sikap di lingkungan sekolah.
“Saya ucapkan selamat kepada anak-anak Jawa Barat. Teruslah bersekolah dengan baik dan giat belajar. Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat berkonsentrasi terhadap pengembangan pendidikan,” ucapnya.
Dedi juga menyinggung masalah kekurangan sekolah negeri di beberapa daerah padat penduduk di Jawa Barat, seperti Kota Bandung, Kota dan Kabupaten Bekasi, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor.
Menurutnya, jumlah lulusan SMP yang terus meningkat tidak sebanding dengan ketersediaan SMA dan SMK negeri, sehingga banyak siswa yang tidak tertampung.
“Untuk itu, tahun depan kami akan membangun lebih banyak sekolah negeri di daerah-daerah yang sangat membutuhkan. Ini agar semua anak Jawa Barat mendapatkan akses pendidikan yang layak,” tegasnya.
Baca Juga:
Dedi Mulyadi dan Barak Militer, Solusi Tegas atau Masalah?
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan duel satu lawan satu antarsiswa dari dua sekolah di Kabupaten Lebak, Banten, viral di berbagai platform media sosial pada Rabu (30/7/2025).
Aksi kekerasan itu menyita perhatian publik lantaran berlangsung secara brutal dan disaksikan tanpa ada satu pun yang berupaya menghentikan.
Insiden tersebut melibatkan enam pelajar dari dua sekolah, yakni SMK Negeri 1 Kalanganyar dan MAN 1 Lebak. Duel berlangsung di sebuah lokasi bekas galian tanah pembuatan bata merah di Desa Jatimulya, Kecamatan Rangkasbitung, yang kerap dijadikan tempat tongkrongan remaja.
Dalam video berdurasi 48 detik itu, tampak dua pelajar terlibat baku hantam, dikelilingi oleh teman-teman mereka yang menonton dan merekam tanpa ada upaya meredakan. Yang membuat publik geram, duel itu dilakukan layaknya pertarungan terorganisir, dengan siswa lain menyaksikan bak arena laga.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Negeri 1 Kalanganyar, Yanti, membenarkan bahwa sejumlah siswa dari sekolahnya terlibat dalam kejadian tersebut.
Ia menjelaskan bahwa video tersebut pertama kali diterima oleh pihak sekolah pada hari Selasa, dalam versi hitam-putih.
“Benar, kami menerima videonya dalam versi hitam-putih tapi langsung mengenali siswanya. Hari Selasa kami panggil, dan Rabu kami kumpulkan untuk pembinaan. Dari situ teridentifikasi beberapa siswa yang terlibat,” ujar Yanti pada Rabu (30/7/2025).
Menurutnya, duel tersebut terjadi pada hari Senin sepulang sekolah, dan berbeda dari insiden tawuran lainnya yang terjadi pada Rabu menjelang waktu Magrib dengan pelaku yang berbeda pula.
Yanti mengungkapkan bahwa siswa yang terlibat duel adalah pelajar kelas 10. Biasanya, siswa-siswa ini dijemput oleh orang tua, namun pada hari kejadian mereka membawa motor sendiri.
“Sepertinya mereka dipaksa ikut. Ini sedang kami dalami lebih lanjut untuk mengetahui motifnya dan siapa yang menginisiasi duel tersebut,” jelasnya.
Pihak sekolah telah memanggil seluruh siswa yang teridentifikasi terlibat dan memberikan pembinaan sebagai langkah awal. Sekolah juga akan bekerjasama dengan pihak kepolisian dan orang tua siswa untuk mencegah kejadian serupa terulang.
(Budis)