CIANJUR,TM,ID : Pemanfaatan sumber energi terbarukan semakin mendapatkan perhatian di provinsi Jawa Barat. Potensi aliran air yang melimpah di daerah ini menjadi salah satu alternatif bagi pemerintah dalam menyediakan pasokan listrik yang ramah lingkungan bagi masyarakat.
“Dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah percepatan, termasuk di sektor energi yang dilakukan oleh PLN,” kata General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat Susiana Mutia dalam acara operasi komersial PLTM Cibuni 2 x 1,6 MW di Cianjur, Kamis (15/6/2023).
Salah satunya, lanjut Mutia adalah dengan mengurangi emisi karbon melalui pengurangan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sebelumnya direncanakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 sebesar 13,3 Gigawatt (GW), dan fokus pada pengembangan pembangkit energi terbarukan yang mencapai 51,6 persen dari total penambahan pembangkit listrik menurut RUPTL 2021-2030.
“PLN juga telah melakukan langkah-langkah progresif seperti menggantikan pembangkit listrik tenaga uap sebesar 1,1 Gigawatt (GW) dengan energi terbarukan dan 800 Megawatt (MW) dengan gas alam,” ucapnya.
Selain itu, PLN juga menerapkan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara pada 36 PLTU, yang nantinya akan meningkat menjadi 52 PLTU.
“PLN juga melakukan dedieselisasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar 1 Gigawatt (GW),” ungkapnya.
Pada tahap uji coba perdagangan karbon, PLN telah melibatkan 26 pembangkit listrik yang dimilikinya. Selain itu, PLN juga telah mengaktifkan konsumsi energi terbarukan melalui layanan energi hijau atau Renewable Energy Certificate (REC).
PLN UID Jawa Barat bekerjasama dengan PT Tirta Mukti Lestari dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cibuni dengan kapasitas 2×1,6 Megawatt (MW) yang telah selesai dibangun.
“Proyek ini diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk implementasi dalam mencapai target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, serta mendukung komitmen pemerintah untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission pada tahun 2060,” tambahnya.
Dengan beroperasinya PLTM Cibuni, diharapkan bauran energi terbarukan dalam jaringan PLN dapat semakin meningkat, kualitas listrik dapat ditingkatkan, lapangan pekerjaan terbuka, dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat yang diwakilli oleh Muji Hartono, menyambut baik upaya percepatan pemanfaatan energi terbarukan di Jawa Barat. Ia berharap dukungan dari berbagai pihak, termasuk swasta, terus berlanjut guna memastikan transisi energi dan upaya mitigasi perubahan iklim berjalan dengan baik.
“Jawa Barat berkomitmen untuk menjaga ketersediaan listrik yang cukup, kualitas yang baik, dan harga yang wajar bagi seluruh masyarakat. Dengan semangat yang sama, diharapkan Jawa Barat dapat menjadi lebih maju. Segala upaya yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat Jawa Barat dan dijadikan sebagai bentuk ibadah yang diridhoi oleh Allah SWT,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Manajer PLN UP3 Majalaya Abbas Saleh mengungkapkan Energi listrik merupakan sumber daya vital dalam kehidupan sehari-hari. PLN sebagai perusahaan listrik negara memiliki peran penting dalam memastikan pasokan energi yang andal dan terjangkau bagi masyarakat.
“Dalam era modern ini, PLN terus berupaya meningkatkan efisiensi transaksi energi listrik guna menjawab tantangan dan persyaratan masa depan yang semakin kompleks,” kata Abbas.
Menurut Abbas, Transaksi energi listrik melibatkan proses produksi, transmisi, dan distribusi listrik dari pembangkitan hingga ke pelanggan akhir. Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan paradigma energi, PLN telah mengadopsi inovasi baru untuk memperbaiki dan memodernisasi transaksi energi listrik.
“Peningkatan penggunaan energi terbarukan merupakan salah satu prioritas utama dalam transaksi energi PLN. PLN telah mengintegrasikan pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan biomassa ke dalam jaringan listrik nasional. Hal ini memungkinkan diversifikasi sumber energi, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta memperkuat keberlanjutan energi,” ucapnya.
(Budis)