Perbedaan Burnout dan Depresi yang Wajib Kamu Ketahui!

Penulis: Anisa

Perbedaan Burnout dan Depresi yang Wajib Kamu Ketahui 27-7-2023
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG,TM.ID: Dalam kehidupan saat ini semakin sibuk dan penuh tekanan, stres merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap individu. Namun, ada dua kondisi mental yang seringkali disalahartikan oleh banyak orang, yaitu burnout dan depresi. Kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang signifikan.

Penting untuk mengenali dan memahami perbedaan antara burnout dan depresi agar bisa memberikan penanganan yang tepat dan mendukung kesehatan mental kita. Pada artikel ini, kami akan membahas dengan lengkap tentang perbedaan burnout dan depresi serta bagaimana cara mengenali gejalanya.

1. Burnout: Ketika Rutinitas Intens Menjadi Beban Mental

Perbedaan Burnout dan Depresi yang Wajib Kamu Ketahui 27-7-2023
(Ners Unair-Universitas Airlangga)

Burnout dan depresi merupakan suatu hal yang berbeda. Hal ini  kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan emosional, mental, dan fisik akibat dari rutinitas yang intens dan banyak menuntut. Kondisi ini sering terjadi dari individu yang menghadapi tekanan yang tinggi dalam pekerjaan, sekolah, atau dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini bisa terjadi karena tuntutan pekerjaan yang berlebihan, jadwal yang padat, atau situasi keluarga yang kompleks. Gejala burnout meliputi:

  • Kelelahan dan Malas Beraktivitas: Seseorang merasa sangat lelah dan malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari, baik di tempat kerja maupun di rumah.
  • Sulit Mengambil Keputusan Penting: Kemampuan untuk mengambil keputusan penting menurun, sehingga kinerja dan produktivitas terpengaruh.
  • Penurunan Produktivitas dan Energi: Produktivitas kerja atau belajar menurun dan energi secara keseluruhan merosot.
  • Menarik Diri dari Lingkungan Sosial: Seseorang cenderung untuk menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
  • Kurangnya Empati: Rasa empati terhadap orang lain menurun atau bahkan hilang sama sekali.
  • Perasaan Gelisah dan Khawatir: Munculnya perasaan gelisah, cemas, dan berlebihan terhadap berbagai hal.
  • Gangguan Tidur: Kesulitan tidur di malam hari dan kurangnya kualitas tidur.

BACA JUGA: 5 Makanan Ampuh Atasi Burnout, Yuk Cobain!

2. Depresi: Kejatuhan Mental yang Dalam dan Intens

Depresi adalah kondisi mental yang lebih luas dan dalam daripada burnout. Pada depresi, seseorang merasakan perasaan yang sangat dalam dan menyakitkan dalam jiwanya. Kondisi ini bisa berasal dari berbagai faktor, termasuk trauma masa lalu, situasi kehidupan yang sulit, atau ketidakseimbangan kimia dalam otak.

Gejala depresi meliputi:

  • Rasa Kehilangan Harapan: Seseorang merasa kehilangan harapan dan sulit untuk melihat sisi positif dari segala hal.
  • Pikiran Gelap dan Sedih: Perasaan gelap, sedih, dan hampa menghantui penderita dalam jangka waktu yang lama.
  • Kesulitan Berpura-pura Bahagia: Penderita mampu menyembunyikan perasaannya dan berpura-pura bahagia di depan orang lain, namun sebenarnya merasa sangat menderita di dalam diri.
  • Rasa Putus Asa dan Tidak Peduli: Merasa putus asa dan merasa bahwa tidak ada yang peduli terhadap dirinya.
  • Rasa Kesepian yang Mendalam: Rasa kesepian yang sangat dalam menghantui pikiran penderita.
  • Menangis Tanpa Alasan yang Jelas: Merasa sering menangis tanpa alasan yang jelas atau logis.
  • Perasaan Negatif Terhadap Diri Sendiri: Munculnya perasaan negatif, seperti merasa bersalah, merasa tidak layak, atau merasa selalu dihakimi oleh diri sendiri.
  • Pikiran untuk Bunuh Diri: Pada tahap akhir depresi, penderita cenderung memiliki pikiran untuk bunuh diri.

3. Perbedaan dalam Penanganan dan Proses Pemulihan

Penting untuk kita tahu bahwa meskipun ada beberapa gejala yang serupa, penanganan dan pemulihan dari burnout dan depresi berbeda. Burnout pada tahap awal masih bisa kita atasi dengan cara-cara sederhana seperti beristirahat yang cukup, mengambil cuti beberapa hari, berbicara dengan orang terdekat, melakukan hobi yang menyenangkan, dan menjaga pola makan yang sehat.

Namun, depresi membutuhkan penanganan medis yang lebih kompleks dan teratur. Penderita depresi sebaiknya berkonsultasi dengan ahli kesehatan mental seperti psikolog, dokter, atau psikiater untuk mendapatkan dukungan dan pengobatan yang tepat. Sayangnya, masih banyak pengidap depresi yang enggan mencari bantuan karena stigma sosial atau rasa malu.

 

(Kaje/Usamah)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
peredaran Narkoba bekasi
Polda Metro Jaya: Bekasi Jadi Pusat Peredaran Narkoba Terbesar
kdrt damkar sahroni
Kasus KDRT Dilaporkan ke Damkar, Sahroni Colek Polisi
Job Fair Ciamis 2025
BPS: Ada 23 Ribu Pengangguran di Ciamis, Job Fair 2025 Sediakan 1.150 Lowongan Kerja
Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut
Setelah Diresmikan Persib, Alfeandra Dewangga Diminta Bobotoh Untuk Hitamkan Rambut
Euis Ida Wartiah Bimtek
Euis Ida Wartiah Ikuti Bimtek Anggota DPRD dari Golkar Seluruh Jawa Barat
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Telkom University Gelar Pelatihan Literasi Digital dan Etika AI bagi Remaja Kelurahan Tamansari Bandung

3

BPJS Ketenagakerjaan Dukung Grab dan Kementerian UMKM Hadirkan Bantalan Sosial Digital Melalui Program Rekrutmen Mitra Digital

4

Inggris Borong 12 Jet F‑35A Pembawa Nuklir, Siaga Perang?

5

Dilema Bandara, Kemenhub Kaji Reaktivasi Husein, Bandung Desak Akses Udara Dipulihkan
Headline
aturan baru pendakian gunung rinjani
Imbas Kematian Juliana Marins, Pemprov NTB Siapkan Aturan Baru Pendakian Gunung Rinjani
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
Farhan Desak Reaktivasi Bandara Husein untuk Segera Dibuka!
evakuasi wni dari iran
Kemenlu Masih Belum Berhasil Evakuasi Ratusan WNI dari Iran
Farhan Wajibkan ASN Bandung Kerja Penuh dari Kantor
Work From Didieu! Farhan Wajibkan ASN Bandung Kerja Penuh dari Kantor

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.