BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Pembangunan Kota Bandung tak hanya digerakkan oleh kebijakan pemerintah, tetapi juga oleh energi kreatif komunitas pemuda. Kolaborasi keduanya diyakini mampu mempercepat kemajuan kota di berbagai bidang.
“Bandung adalah kota kreatif, kota budaya, dan punya energi besar dari generasi mudanya. Potensi ini adalah modal strategis untuk mendorong kemajuan ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya,” kata Wakil Wali Kota Bandung Erwin, Sabtu (9/8/2025).
Erwin menegaskan, potensi tersebut hanya akan terwujud bila ada keberanian berinovasi, keterbukaan untuk berkolaborasi, dan konsistensi menindaklanjuti ide-ide yang lahir.
Baca Juga:
Sambutan Meriah Warga Warnai Kedatangan Prabowo di Kota Bandung
Sawah di Kota Bandung Menyusut Drastis, Pemkot Siap Tindak Tegas Bangunan Ilegal
“Pemuda bukan hanya penerima manfaat kebijakan, tapi juga perancang, penggerak, dan pengawal pembangunan. Kreativitas, keberanian mencoba terobosan, serta kepedulian sosial adalah kekuatan besar generasi muda,” ucapnya.
Erwin mencontohkan beragam kontribusi komunitas di Bandung seperti:
• Komunitas lingkungan yang menyulap lahan kosong menjadi taman produktif
• Komunitas teknologi yang membantu UMKM masuk ke ekosistem digital
• Komunitas literasi yang menghadirkan buku hingga pelosok kota
• Gerakan hidup sehat yang mempopulerkan bersepeda untuk mengurangi polusi
“Semua ini lahir dari kepedulian warga dan semangat gotong royong. Pemkot Bandung akan terus menjadi mitra strategis, membuka ruang dialog, memfasilitasi ruang kreatif, dan mendukung program yang berdampak langsung bagi warga,” ujar Erwin.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana, mendorong komunitas untuk memperkuat koneksi dan sinergi.
“Kesamaan visi akan mempersatukan komunitas di Bandung. Semakin banyak komunitas yang terhubung, semakin besar peluang mewujudkan cita-cita bersama. Komunitas adalah pahlawan bagi kota ini,” ujarnya.
Sedangkan, perwakilan Amana Solutions, Tri Fathur Rachman, mengingatkan pentingnya memanfaatkan momentum.
“Kolaborasi efektif butuh keterlibatan akademisi, bisnis, dan pemerintah. Kenali identitas komunitas, pahami apa yang ingin dikolaborasikan, dan lihat isu dari berbagai sudut pandang agar keputusan lebih komprehensif,” katanya.(Kyy/_Usk)