Pemerintah Susun Aturan Baru, Toko Online di Shopee hingga Tokopedia akan Kena Pajak

Penulis: Raidi Rahman

Pajak Toko Online
Ilustrasi (Pinterest)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pemerintah tengah menyusun aturan untuk melakukan pemungutan pajak dari hasil penjualan toko online pada platform seperti Tokopedia, Shopee, hingga TikTok Shop.

Aturan baru yang mewajibkan platform e-commerce untuk memotong pajak atas pendapatan pedagang (seller) toko online ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara.

Selain untuk meningkatkan penerimaan negara, aturan ini juga dirancang untuk menciptakan kesetaraan perlakuan antara UMKM offline dan online yang menggunakan platform digital.

“Prinsip utamanya adalah untuk menyederhanakan administrasi pajak dan menciptakan perlakuan yang adil antara pelaku usaha UMKM online dan UMKM offline,” kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Rosmauli, Rabu (25/6/25).

Rosmauli menyampaikan, saat ini aturan tersebut masih dalam tahap penyusunan akhir dan belum dapat dipastikan kapan akan diberlakukan. Aturan ini rencananya akan diumumkan paling cepat bulan depan.

“Begitu aturannya resmi diterbitkan, kami akan sampaikan secara terbuka dan lengkap ya,” ujarnya.

Meski belum final, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sudah mulai mensosialisasikan aturan tersebut ke pihak marketplace.

Jika diberlakukan, kebijakan ini diperkirakan akan berdampak langsung pada berbagai platform besar seperti Tokopedia, Shopee, TikTok Shop, Lazada, Blibli, dan Bukalapak.

Baca Juga:

Ini Suasana Samsat Jelang Penutupan Pemutihan Pajak di Depok

Revitalisasi Teras Cihampelas Dimulai Akhir 2025, Siap Jadi Pusat UMKM dan Wisata Kota Bandung

Mengutip dari Antara pada Kamis (26/6/2025), aturan ini akan mewajibkan platform e-commerce untuk memotong pajak penghasilan (PPh) sebesar 0,5 persen kepada toko online yang memiliki omzet tahunan diatas Rp500 juta.

Kemudian, platform e-commerce diwajibkan untuk menyetorkan pengumpulan PPh tersebut kepada Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan.

Saat ini penjual yang memiliki omzet rahunan pada rentang tersebut memang sudah diwajibkan untuk membayar pajak penghasilan final sebesar 0,5 persen. Hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2018.

Namun, sistem yang berjalan saat ini masih mengandalkan pelaporan dan pembayaran mandiri oleh pelaku usaha, bukan melalui pemotongan otomatis oleh platform.

Sistem ini dinilai memiliki potensi lalai pajak yang besar karena pelaporan pajak bersifat sukarela dan bergantung pada kesadaran masing-masing pelaku usaha.

Untuk itu, dengan aturan baru ini, pemerintah berupaya meningkatkan kepatuhan pajak pelaku usaha online serta mengalihkan beban administrasi pemotongan pajak kepada platform e-commerce.

Jika aturan ini berlaku, harga barang di online shop diperkirakan akan naik karena penjual menanggung biaya pajak yang harus disertorkan ke platform.

(Raidi/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Agung Yansusan
Perda Perlindungan Anak Belum Optimal, DPRD Jabar Soroti Kinerja OPD dan Kurangnya Sosialisasi
Fariz RM
Usia 66 Tahun Masih Pakai Narkoba, Fariz RM Mengaku Kalah dari Tekanan Hidup
Forever We Are Young
Film 'Forever We Are Young' Siap Tayang Global, Ini Bocorannya
Nikita Mirzani
Bongkar-Bongkaran di Pengadilan, Ini Isi Dakwaan Nikita Mirzani
WhatsApp Image 2025-06-27 at 19.13
Nabati Berikan Komitmen untuk Warga Desa Ciparay Majalengka
Berita Lainnya

1

Ida Fauziyah: PKB Lahir dari Rahimnya NU

2

Seorang Warga Sroyo Jateng Ditetapkan jadi Tersangka Korupsi Sapi Hibah dari Kementan

3

Mau Liburan? Cek Cuaca Hari Ini, Mayoritas Wilayah Indonesia Hujan dan Berawan Tebal

4

Daftar Pajak Isuzu Panter 2024, Lengkap Semua Tipe!

5

Cristiano Ronaldo Resmi Perpanjang Kontrak Bersama Al Nassr Hingga 2027
Headline
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Sumatera Selatan Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Persib Tolak Uang Kadedeuh dari Sekda Jawa Barat
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Disnaker Kota Bandung Genjot 800 Pelatihan Gratis untuk Warga, Langkah Strategis Turunkan Pengangguran
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU
Farhan Akui Bandung Masih Gelap, Segera Perbaiki PJU

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.