BANDUNG,TM.ID:Pada tanggal 27 Januari 1945, pasukan Soviet dengan diam-diam memasuki kompleks Auschwitz, membuka pintu gerbang untuk mengakhiri salah satu bab tergelap dalam sejarah manusia. Penyintas terkenal seperti Primo Levi dan Elie Wiesel memberikan perspektif mereka, menggambarkan momen pembebasan yang menandai akhir dari penderitaan di kamp konsentrasi ini.
Primo Levi – salah satu penyintas yang terkenal , terbaring sakit di rumah sakit kamp karena demam, menyaksikan pasukan Soviet dengan tatapan aneh yang mencerminkan rasa malu atas mayat-mayat yang terbaring di antara reruntuhan pondok-pendok. Mereka tidak memberi sambutan, tidak tersenyum tampaknya tertindas oleh perasaan bersalah karena kejahatan yang telah terjadi di Auschwitz.
Dalam kurun waktu kurang dari empat tahun, Nazi Jerman secara sistematis membunuh lebih dari 1,1 juta orang di Auschwitz, dengan hampir satu juta di antaranya adalah korban Yahudi. Para tahanan, kelaparan dan paksa untuk bekerja, menghadapi kenyataan kekejaman yang tidak terbayangkan. Beberapa bahkan menjadi sasaran eksperimen medis Nazi.
kampanye Nazi untuk memberantas populasi Yahudi Eropa:
Holocaust, kampanye Nazi untuk memberantas populasi Yahudi Eropa, mencapai puncaknya di Auschwitz. Namun, ketika Nazi berkuasa pada 1933, mereka mulai merampas properti dan hak-hak orang Yahudi. Invasi Jerman ke Polandia pada 1939 membuka babak baru, dengan pendirian kamp-kamp pemisahan untuk menyisihkan orang-orang Yahudi.
Baca Juga:Kisah Partai Buruh Jerman NSDAP, dari Gagal Pemilu Hingga Puncak Kekuasaan
Pada 1941, kampanye pemusnahan Nazi memulai dengan invasi ke Uni Soviet. Mereka membunuh warga sipil dalam jumlah besar, menyebutnya sebagai perang ras antara Jerman dan orang-orang Yahudi, serta populasi Slavia dan Roma. Einsatzgruppen, kelompok pasukan Jerman, membantai ratusan ribu orang di Eropa Timur.
Konferensi Wannsee pada Januari 1942 menetapkan “solusi akhir” untuk membunuh seluruh populasi Yahudi Eropa. Auschwitz, awalnya barak tentara Polandia, berkembang menjadi situs pemusnahan dengan Auschwitz I dan Auschwitz II-Birkenau. Kamar gas dan krematorium yang mengunakan untuk membunuh dan membakar mayat, sementara perusahaan Jerman, seperti IG Farben, memanfaatkan tahanan untuk pekerjaan paksa.
Ketika pasukan Soviet mendekat pada akhir 1944, Nazi memerintahkan penghentian penggunaan gas beracun dan penghancuran bukti-bukti kejahatan mereka. Puluhan ribu tahanan yang tersisa Nazi memberi perintah untuk berbaris ke barat, sementara yang terlalu sakit Nazi membunuh di tempat.
Pada 27 Januari 1945, pasukan Soviet memasuki Auschwitz, menemukan ribuan tahanan yang selamat dan mengungkap kekejaman yang tidak dapat diungkapkan. Peringatan Holocaust mengingatkan kita untuk tidak melupakan sejarah gelap ini dan bersatu untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
(Mahardika/Usk)