BANDUNG,TM.ID: 5 bulan sudah Miro Petric bahu membahu bersama Bojan Hodak di jajaran tim pelatih Persib Bandung. Meski tak menukangi Persib sejak awal musim, namun sejumlah pengalaman baru sukses didapatnya selama berkarir di kancah sepak bola Indonesia.
Usai melewati 16 pertandingan yang begitu ketat, Miro Petric menilai bahwa kompetisi di Indonesia amatlah fantastis. Tak hanya soal pertandingan yang sangat ketat, kompetisi di Indonesia juga selalu mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya para suporter.
Tak hanya itu, sepak bola Indonesia juga terbilang memiliki karakteristik permainan yang beragam dari setiap timnya. Ditambah lagi kehadiran para pemain berteknik tinggi juga menjadikan kompetisi sepak bola Indonesia lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.
“Sepakbola Indonesia, sejauh apa yang saya lihat setelah 16 pertandingan saya di sini, ada banyak pemain dengan skill yang bagus, pekerja keras dan juga mempunyai kondisi fisik yang bagus,” ujar mantan pelatih fisik Timnas Laos tersebut.
Keberagaman karakter bermain itu, membuat Miro sangat terkesan dengan wajah sepak bola Indonesia. Ia menerangkan kondisi ini terbilang tak biasa, apalagi semua tim mampu bermain cukup baik saat menghadapi tim Persib Bandung.
“Hal itu yang membuat saya cukup terkesan dengan apa yang dikerjakan di sini, sejauh ini semuanya begitu bagus.” ujar pria berusia 43 tahun tersebut.
BACA JUGA: Target Miro Petric Siapkan Program Buat Persib saat Jeda Kompetisi Liga
Ada satu hal yang sangat mencolok dari mayoritas tim di kompetisi Liga 1 musim ini. Ia perlu mengakui, kesamaan yang paling terlihat dari seluruh peserta Liga 1 ialah memiliki pemain bereksplosifitas tinggi dan memiliki daya jelajah luar biasa..
“Pemain-pemain di sini sangat cepat,” tambah Miro.
Disinggung soal perbedaan dengan kompetisi yang pernah dicicipi sebelumnya, Miro merasa tak memiliki perbedaan signifikan. Ia merasa beberapa tim yang sebelumnya ditangani memang memiliki kelebihan soal taktikal.
Namun menurutnya, Persib juga mengandalkan penuh soal taktikal yang diimbangi dengan proses transisi. Terutama transisi dalam bertahan ke menyerang.
“Perbedaan dengan klub sebelumnya atau negara yang sebelumnya (dilatih) tentunya ada tapi itu sangat minor. Mungkin ada beberapa tim yang pemainnya itu lebih taktikal, tapi kurang lebih semuanya nyaris sama.” tutupnya.
(RF/Budis)