Pameran Lukisan Yos Suprapto Dibatalkan, Bonnie Triyana: Pembatasan Kreasi Seniman!

Penulis: hafidah

Lukisan Yos Suprapto
(Instagram/@bonnietriyana.official)
[galeri_foto] [youtube_embed]

Bagikan

BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Kasus pembatalan pameran lukisan Yos Suprapto oleh Galeri Nasional Indonesia memicu perdebatan sengit tentang kebebasan berekspresi dan demokrasi di Indonesia.

Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya pembatasan kreasi seniman, termasuk kasus yang melibatkan kritik terhadap pemerintah.

Bonnie Triyana, anggota Komisi X DPR RI yang membidangi kebudayaan, menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir telah terjadi 15 kasus pembatasan kreasi seniman.

Dua di antaranya terkait kritik terhadap Presiden Joko Widodo, salah satunya adalah kasus Yos Suprapto yang kini viral di media sosial. Ia mempertanyakan komitmen Indonesia sebagai negara demokrasi yang seharusnya menjamin kebebasan berekspresi.

“Dalam 5 tahun terakhir, ada 15 kasus. Itu banyak,” ujar anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (22/12/2024).

Pameran lukisan Yos Suprapto yang berjudul “Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan” dibatalkan oleh Galeri Nasional Indonesia.

Kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, menyatakan bahwa beberapa lukisan yang menampilkan sosok mirip Jokowi dengan nuansa kritik dianggap terlalu vulgar dan tidak sesuai tema pameran. Namun, keputusan ini menuai kecaman karena dianggap sebagai bentuk pembatasan kebebasan berekspresi.

BACA JUGA : Potret Pameran Lukisan Yos Suprapto yang Dibredel di Galnas!

Bonnie Triyana menekankan bahwa seni bersifat multitafsir. Penerapan tafsir tunggal yang berasal dari penguasa akan membatasi kreativitas dan kebebasan berekspresi.

“Seni itu multi tafsir. Kalau cuma tafsir tunggal penguasa yang diberlakukan, ya selesai kita,” kata Bonnie Triyana.

Ia menyamakan situasi ini dengan era Orde Baru di mana sejarah ditafsir secara tunggal, dan segala bentuk kritik dianggap subversif.

Menurut Bonnie Triyana, pembatasan pameran seni seperti yang dialami Yos Suprapto tidak relevan dalam era demokrasi.

Ia berpendapat bahwa jika Galeri Nasional tetap membuka pameran tersebut, Indonesia akan menunjukkan komitmennya terhadap kebebasan berekspresi dan menjadi bangsa yang lebih maju.

 

(Hafidah Rismayanti/Aak)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Luna Maya
Luna Maya Ngaku Jarang Mandi dan Keramas, Netizen Berikan Reaksi Tak Terduga
Reza Rahadian
20 Tahun Berkarya, Reza Rahadian Tampil Beda di ArtJog 2025 
Tarif Listrik
CEK FAKTA: Tarif Listrik Nasional Naik Mulai Juli 2025?
Investasi Bandara Kertajati
Potensi Gak Jelas, Pemkab Majalengka Batalkan Investasi Rp150 M ke Bandara Kertajati
Pelecehan seksual Purwakarta
Kasus Pelecehan Seksual Guncang Purwakarta, Disdik Siapkan Surat Edaran Pengamanan Siswa
Berita Lainnya

1

Ketum Bomber Siap Dukung dan Jaga Kondusifitas Piala Presiden 2025

2

Tegas! Kemenhut Perketat Pengawasan Prosedur Keselamatan Pendakian Gunung

3

Harga BBM Pertamina, Shell Hingga Vivo Resmi Naik! Ini Daftarnya

4

Cek! Kisi-kisi Ujian Tes Terstandar SPMB Jabar 2025

5

Apple Posting 'Ratoh Jaroe', Tarian Seribu Tangan Tradisi Aceh
Headline
Real Madrid
Link Live Streaming Real Madrid vs Juventus Piala Dunia Antarklub 2025 Selain Yalla Shoot
Tarian Aceh Ratoh Jaroe - Instagram Apple
Apple Posting 'Ratoh Jaroe', Tarian Seribu Tangan Tradisi Aceh
hamdan att meninggal
Legenda Dangdut Hamdan ATT Meninggal Dunia, Tinggalkan Warisan Abadi
2f1b6297-de61-4066-87c5-c232ab77feb0
Hari Bhayangkara ke-79, Pemkot Bandung dan Polrestabes Sinergi Jaga Bandung Tetap Aman

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.