BANTEN, TEROPONGMEDIA.ID — Ngundeur Cai merupakan tradisi masyarakat di Hulu Sungai Cibanten, Ciomas, Banten, yang melibatkan pengambilan air dari tujuh mata air untuk digunakan dalam berbagai ritual sakral, termasuk dalam pembuatan golok Ciomas yang terkenal.
Dalam kegiatan Sasaka Cibanten, prosesi ini diadaptasi dan dibagi menjadi tiga bagian sesuai dengan wilayah aliran Sungai Cibanten: hulu, tengah, dan hilir.
Ketiga aliran air tersebut kemudian dipertemukan dalam satu prosesi simbolis, menegaskan bahwa air tidak hanya sekadar sumber kehidupan, melainkan juga penanda sejarah dan pengikat kebersamaan komunitas.
Ngundeur Cai mengajarkan pentingnya merawat air sebagai elemen vital kehidupan sekaligus simbol persatuan antarwilayah.
Apa Itu Ngundeur Cai?
Mengutip ungahan Instagram Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI, secara harfiah, Ngundeur Cai adalah aktivitas mengambil air dari tujuh mata air yang dianggap suci untuk keperluan berbagai ritus tradisional.
Tradisi ini berakar dari kebudayaan masyarakat di Hulu Sungai Cibanten, Ciomas, Banten.
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII mengangkat kembali tradisi ini melalui gelaran “Sasaka Cibanten” sebagai upaya melestarikan ekosistem kebudayaan di sepanjang daerah aliran sungai, khususnya wilayah tengah dan hilir.
BACA JUGA
Nata Daya, Program Penguatan Seni Budaya di Kabupaten Kuningan
Sumedang Matangkan Persiapan Festival Pesona Jatigede 2025, Digelar September
Air Sebagai Simbol Kesatuan
Melalui Ngundeur Cai, terlihat jelas bagaimana hulu, tengah, dan hilir Sungai Cibanten disatukan oleh aliran air yang diambil secara berurutan dari satu sumber ke sumber lainnya.
Prosesi ini akhirnya mempertemukan ketiga bagian sungai tersebut, menegaskan bahwa mereka saling terhubung dalam satu kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan.
(Aak)