BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Ketegangan antara warga etnis Madura dan Papua di Yogyakarta meningkat, dengan potensi terjadinya carok (perkelahian fisik menggunakan senjata tajam) semakin nyata.
Ketua Umum Ormas Masyarakat Madura Asli (Madas) Nusantara, KRH. HM. Jusuf Rizal, SH, mendesak Kapolda Yogyakarta Irjen Pol Suwondo Nainggolan dan Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk segera turun tangan mengatasi konflik ini.
Gesekan antara kedua kelompok ini dilaporkan sering terjadi, terutama di kawasan perdagangan yang dikelola oleh warga Madura. Pedagang Madura mengeluhkan adanya pemalakan yang dilakukan oleh beberapa oknum dari etnis Papua, yang memicu ketegangan dan tantangan carok.
Jusuf Rizal menegaskan bahwa tindakan pemalakan adalah pelanggaran hukum yang harus dihentikan. Ia juga mengimbau agar pedagang Madura mendokumentasikan setiap tindakan pemalakan sebagai bukti untuk diproses secara hukum.
Selain itu, Jusuf Rizal meminta seluruh masyarakat Yogyakarta untuk bersama-sama melawan praktik-praktik premanisme yang merugikan. Ia menekankan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan berusaha di Yogyakarta, yang dikenal sebagai kota budaya dan pelajar.
Sebelumnya beredar kabar di media sosial X akun @merapi_uncover yang mengunggah sebuah surat mengundang konflik yang dikirimkan keluarga Madura kepada tokoh etnis papua di Yogyakarta.
Seperti diketahui di Yogyakarta hubungan antara suku Madura dan Papua sering kali diwarnai ketegangan. Konflik ini dipicu oleh maraknya aksi premanisme yang dilakukan oleh beberapa oknum etnis Papua terhadap warga Madura yang menjalankan usaha warung kelontong di Yogyakarta.
Penyebab Konflik Suku Madura dan Papua di Yogyakarta
Aksi premanisme yang dimaksud melibatkan sejumlah tindakan yang meresahkan, seperti pengambilan barang tanpa membayar, pemukulan, serta perusakan tempat usaha milik warga Madura.
Hal ini memicu kemarahan Forum Keluarga Madura Yogyakarta, yang kemudian menulis surat terbuka kepada Hendardo Novriansiroen seorang tokoh etnis Papua di Yogyakarta.
Dalam surat tersebut, Ketua Forum Keluarga Madura, RB Jugil Adiningrat, dan Sekretaris M. Fahri Hasyim, menuntut adanya jaminan keamanan bagi warga Madura agar insiden serupa tidak terulang lagi. Surat tersebut berisi permintaan agar tokoh etnis Papua memberikan solusi untuk menghentikan aksi premanisme.
Selain itu surat tersebut juga menyatakan bahwa jika solusi tidak diberikan pihak Madura menantang untuk melakukan “carok”, sebuah duel tradisional, sebagai bentuk penyelesaian konflik.
Namun, Forum Keluarga Madura Yogyakarta menegaskan bahwa mereka masih berharap adanya itikad baik dari pihak etnis Papua untuk menyelesaikan masalah ini secara damai.
“Jika saudara tidak memberikan solusi jaminan yang bergaransi bagi kami untuk tidak melakukan lagi gangguan terhadap masyarakat MADURA di yogyakarta. Maka kami menantang saudara untuk CAROK terbuka antara etnis PAPUA di yogyakarta dan etnis MADURA di yogyakarta, silahkan saudara tentukan tempat, jam dan tanggalnya kami akan ikut ketentuan dari saudara,” Berikut kutipan dalam isi surat yang dikirim kepada Hendardo Novriansiroen, tokoh etnis Papua di Yogyakarta.
BACA JUGA: Oknum Polisi di Sumenep Tantang Warga Duel Carok Usai Diprotes Soal Layanan Kehilangan STNK
Menanggapi situasi yang memanas, kepolisian Yogyakarta segera bertindak. Akun X @Poldajogja menyatakan bahwa pihak kepolisian telah menangkap dan menahan tersangka yang terlibat dalam aksi premanisme. Selain itu Polda DIY juga meningkatkan patroli di berbagai wilayah untuk mencegah terjadinya konflik lebih lanjut.
“Kami telah mengundang & akan mempertemukan pihak2 tersebut, Kasus yang terjadi, Tersangka sudah ditangkap & ditahan. Jajaran Polda DIY telah meningkatkan patroli di berbagai titik wilayah,” tulis X @poldajogja.
(Kaje/Budis)