YOGYAKARTA, SUAR MAHASISWA—Di bawah cahaya remang panggung Keraton Yogyakarta, dua wanita muda melangkah pelan namun pasti, membelah hening dengan gerak anggun yang sarat makna. Dalam pagelaran wayang wong—salah satu mahakarya budaya tradisional Jawa dengan gaya Yogyakarta—mereka menghidupkan lakon Senggana Duta Obong dengan penuh penghayatan. Sosok Dewi Sinta tampil lembut dan anggun, dilindungi oleh penjaga setia utusan Rahwana yang berdiri tegas namun penuh rasa. Bukan sekadar peran, ini adalah jiwa yang menari di atas panggung leluhur, menggugah hati pemirsa dan menyuarakan bahwa darah muda pun mampu menjadi pelestari sejarah. Di balik balutan busana tradisional dan alunan gamelan yang menggema, tersimpan pesan: budaya bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk terus dihidupi—dengan cinta, dengan bangga.
(Alfath Qornain I. Y./Universitas Gadjah Mada)