BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Pihak Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menyampaikan alasan perihal pelarangan pertunjukan teater monolog “Wawancara dengan Mulyono” di lingkungan kampusnya.
Wawancara dengan Mulyono merupakan garapan Teater Payung Hitam yang disutradarai Rachman Sabur. Rencananya, monolog ini akan digelar dua hari, pada Sabtu dan Minggu (15-16/2/2025).
Monolog berdurasi 35 menit tersebut diskenariokan menampilkan dialog verbal dan bahasa tubuh, yang diperankan oleh Rachman Sabur sebagai jurnalis amatir, dan Tony Broer sebagai Mulyono.
Namun harapan tim produksi Teater Payung Hitam harus kandas atas kebijakan kampus yang melarang monolog itu digelar di kampus ISBI.
“Kami tidak akan mentoleransi adanya kegiatan yang berpotensi menimbulkan perpecahan berbasis SARA dan Politik, baik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, pegawai administrasi maupun purnabakti,” demikian pernyataan resmi IsbI Bandung melalui press rilis resminya melalui akun Instagram @isbi.bandung_official, dikutip Minggu (16/2/2025).
Perihal izin pementasan, sejak awal pihak ISBI telah menyampaikan penolakan izin secara lisan melalui Ketua Juruan Teater, Fathul A. Husein.
“Ketika Pak Rahman Sabur meminta izin secara lisan pada Ketua Jurusan untuk kegiatan pertunjukan tersebut, Pak Fathul menolak dan Pak Rahman merespon dengan nada tidak puas,” demikian penyataan ISBI Bandung.
Namun pihak Teater Payung Hitam tetap melanjutkan proses produksi, dari latihan sampai promosi pementasan melalui berbagai platform media sosial.
Penggembokan Studio
Pada akhirnya, pihak kampus terpaksa menutup akses ke studio agar pementasan itu tidak digelar. Penggembokan studio teater dilakukan karena sampai hari terakhir, tanggal 14 Januari 2025, latihan tetap dilakukan.
“Sejak awal mediasi pun sudah tidak diizinkan,” tulis pihak ISBI Bandung.
Menanggapi pelarangan pentas Wawancara dengan Mulyono itu, Rachman Sabur mengungkapkan kekecewaannya.
Awalnya Teater Payung Hitam dengan segala kesiapannya akan mementaskan monolog sekaligus peluncuran buku berisi 10 naskah monolog teater tentang kritik sosial politik yang ditulis sejak 1986 hingga 2024 itu pada jadwal yang telah ditentukan.
Adapun, Mulyono adalah sebuah nama yang merujuk pada mantan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi, sebagaimana publik Tanah Air sudah mengetahuinya.
Rachman Sabur mengatakan, pelarangan pihak kampus benar-benar di luar dugaannya, dan membuat semua persiapan yang telah dimatangkan itu berantakan.
Ia mengaku tak ada peringatan tertulis dari pihak kampus ISBI terkait pelarangan itu. Beberapa hari sebelum pementasan, baliho pementasan yang dipasang di lingkungan kampus itu tiba-tiba raib.
Tim produksi pun memasang lagi balio itu, tetapi kemudian dicabut lagi. Kala itu tidak ada pengakuan dari pihak kampus, siapa yang mencabut baliho.
Kemudian pada hari Sabtu 15 Februari, jadwal pertama pementasan, pintu studio gedung pementasan diketahui sudah dalam kondisi digembok.
“Penggembokan ketahuan jam 10 pagi (Sabtu, 15/2). Situasi jadi chaos, anehnya tak ada klarifikasi dari pihak kampus,” ungkap Rachman Sabur kepada Teropong Media saat dihubungi.
Dibalut dengan kekecewaan, Rachman beserta tim poduksi akhirnya berinisiatif menggelar pertunjukan sederhana disertai penyampaian klarifikasi kepada para calon penonton yang sudah berdatangan, di lobi studio.
“Ya, kita gelar perform biasa sebagai bentuk pelampiasan hal yang tidak kita inginkan,” ujar Rachman.
Perform teatrikal ditampilkan oleh seniman pantomim Dede Dablo, menunjukkan buku berjudul Teks-Teks Monolog Rachman Sabur.
BACA JUGA: Pertunjukan Teater ‘Wawancara dengan Mulyono’ di Kampus ISBI Dijegal?
Mencari Ruang Lain
Rachman menceritakan, melihat penolakan dari pihak penguasa kampus itu, pementasan Wawancara dengan Mulyono di kampus ISBI Bandung sudah tidak mungkin dilakukan.
“Bagi saya ini sangat ironi, ISBI itu rumah saya. Saya mengabdi pada lembaga ini, tapi itulah kenyataan pahit yang saya dapat,” kata seniman kelahiran Kota Bandung, 12 September 1957 ini.
Dengan begitu, Rachman Sabur yang pernah menjadi dosen prodi teater di kampus ISBI Bandung itu berencana menggelar Wawancara dengan Mulyono di tempat lain.
(Aak)