BANDUNG,TM.ID: Kue Kerangjang yang merupakan hidangan khas pada saat perayaan tahun baru imlek memiliki sebutan “kue bakul,” “Dodol Cina,” atau “kue manis”. Dibalik rasanya yang manis terdapat juga mitos pada kue kranjang yang melegenda.
Nama Kue keranjang berawal dari prosesnya yang dicetak dalam wadah berbentuk keranjang. Ada juga yang menyebut, karena mencerminkan bahan dasar kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula. Dalam istilah lokla kue keranjang disebut sebagai “Jenang Dodol”.
Mitos
Mitologi menjadi bagian integral dalam kehadiran kue keranjang dalam tradisi Imlek. Salah satu cerita melibatkan raksasa bernama “Nian,” yang dalam mitologi Cina ia tinggal di sebuah gua di gunung.
Pada musim dingin, Nian keluar mencari mangsa di desa-desa. Seorang warga desa bernama “Gao” memiliki akal untuk membuat kue sederhana dari tepung ketan dan gula, diletakkan di depan pintu sebagai tawaran kepada Nian.
Raksasa tersebut menyantap kue tersebut dan pergi tanpa mencelakai penduduk desa. Sejak saat itu, kue keranjang dijadikan sebagai sajian khas perayaan Imlek untuk mencegah ancaman dari Nian.
Tinjauan gastronomi budaya mengungkapkan bahwa kue keranjang, yang berbahan dasar ketan dan memiliki rasa manis, dianggap sebagai “cadangan makanan” pada musim dingin.
Jika jumlahnya berlebihan, kue tersebut bisa dibagikan kepada orang lain, atau bahkan dimakan setelah berjamur dengan membersihkan jamur yang menempel.
Hal ini menciptakan tradisi pengorbanan makanan sebagai bagian dari perayaan Imlek.
Kisah Dengan Dewa
Selain mitos Nian, ada pula kisah yang menyatakan bahwa kue keranjang awalnya disajikan untuk menyenangkan Dewa Tungku atau berkaitan dengan sejarah perang di Tiongkok Kuno.
Kisah terakhir melibatkan daerah Suzhou, di mana kue keranjang diyakini berasal sekitar 2.500 tahun yang lalu sebagai bentuk persiapan makanan selama perang.
BACA JUGA: Tahukah Makna Kue Keranjang Khas Imlek? Ini Penjelasannya
Sejak masa Dinasti Liao hingga Ming, tradisi membuat dan menyimpan kue keranjang sebagai bagian dari perayaan Imlek terus berlanjut. Kue ini menjadi simbol keberuntungan, harapan, dan kelangsungan hidup di tengah tantangan dan perubahan musim, melansir dari sastra china-fib ub.
Kue keranjang tetap menjadi hidangan yang dinanti-nantikan pada saat tahun baru, untuk mempertahankan kekayaan makna dan tradisi yang melandasi keberadaannya selama berabad-abad. Mitos atau fakta tentang kue kranjang, hal tersebut merupakan sebuah kepercayaan yang melekat pada masyarakat Tionghoa.
(Vini/)