JAKARTA, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyerukan pentingnya penelitian komprehensif terhadap Situs Pasir Lulumpang di Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurutnya, kajian mendalam diperlukan untuk membangun narasi sejarah yang utuh sekaligus mengembangkan situs prasejarah ini sebagai pusat pengetahuan dan destinasi wisata budaya.
“Kita perlu penelitian lebih serius untuk memahami fungsi sebenarnya dari Pasir Lulumpang, khususnya terkait batu-batu berlubang berbentuk lumpang ini. Dengan literasi yang kuat, kita bisa mengungkap pengetahuan yang selama ini terpendam,” tegas Fadli Zon dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (9/8/2025).
Situs yang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten Garut ini memiliki ciri khas berupa batu lumpang berukuran besar, kemungkinan adanya batu dakon, serta struktur 13 teras yang membentuk suatu kesatuan budaya.
Fadli menambahkan, temuan serupa di sekitar situs memperkuat potensinya sebagai kawasan warisan prasejarah yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
Menteri Kebudayaan mengapresiasi kondisi situs yang masih terawat baik, mencerminkan tingginya kesadaran masyarakat setempat terhadap pelestarian budaya.
“Pasir Lulumpang bukan hanya menyimpan nilai arkeologis tinggi, tapi juga menawarkan panorama alam yang mendukung pengembangan wisata berbasis sejarah,” ujarnya.
Keunikan situs ini semakin tampak dari struktur tanah sekitarnya yang berbentuk punden berundak, dengan susunan batu purba yang terjaga di antara hutan dan perbukitan.
Kunjungan Fadli Zon ke lokasi merupakan bagian dari agenda Kementerian Kebudayaan untuk mengidentifikasi situs-situs warisan budaya yang membutuhkan intervensi pelestarian.
“Warisan semacam ini bukan hanya milik Garut, tapi menjadi aset bangsa yang harus kita kenalkan ke dunia internasional,” tegasnya.
BACA JUGA
Seru! Wisatawan Bisa Lihat Langsung Pemugaran Situs Gunung Padang
Kementerian berencana menjalin kolaborasi dengan pemda setempat, arkeolog, dan komunitas budaya untuk melakukan kajian lanjutan serta menyusun strategi pengembangan yang berkelanjutan.
Komitmen ini sejalan dengan upaya pemerintah menjadikan situs purbakala sebagai living museum yang mampu menghubungkan masa lalu dengan masa kini melalui pendekatan edukasi dan pariwisata.
(Aak)