BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Dalam upaya memperkuat konektivitas dan meningkatkan distribusi logistik di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan), pemerintah Indonesia telah meluncurkan layanan Tol Laut, sebuah inisiatif yang digagas oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, layanan ini menjadi sangat vital mengingat disparitas harga yang masih tinggi, terutama untuk barang-barang yang harus dikirim ke wilayah timur Indonesia.
Dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Jakarta, Menhub mengungkapkan bahwa Tol Laut bukan hanya sekadar solusi transportasi. Ini merupakan jawaban atas tantangan logistik yang telah dihadapi selama bertahun-tahun.
“Layanan Tol Laut merupakan langkah konkret untuk mengatasi masalah angkutan logistik yang belum maksimal, terutama di kawasan timur,” ungkap Budi melansir Antara, Selasa (1/10/2024).
Sejak diperkenalkan pada tahun 2015, Tol Laut telah mengalami transformasi yang signifikan. Menhub mencatat, trayek yang awalnya hanya 3 kini telah berkembang menjadi 39 trayek.
Ini merupakan langkah penting dalam menghubungkan titik-titik strategis di Indonesia, yang pada gilirannya berdampak pada penurunan disparitas harga dan kelangkaan barang di wilayah-wilayah tersebut.
Dari data yang disampaikan, terlihat bahwa jumlah muatan juga meningkat secara drastis. Dari 30 ton pada tahun 2015, kini mencapai hampir 1.000 ton.
Perubahan ini mencerminkan keberhasilan program yang tidak hanya memberikan akses yang lebih baik tetapi juga meningkatkan volume ekonomi di daerah-daerah yang sebelumnya terpinggirkan.
Lebih dari sekadar pengiriman barang, Tol Laut berfungsi sebagai jembatan untuk menghubungkan masyarakat di seluruh pelosok negeri.
“Keberadaan Tol Laut membantu menciptakan siklus ekonomi yang sehat dengan membawa hasil produksi lokal kembali ke pusat pasar,” jelasnya.
Ini adalah langkah yang dapat memberdayakan masyarakat setempat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam konteks ini, Tol Laut berperan sebagai penggerak ekonomi baru di daerah yang dulunya sulit dijangkau.
Peningkatan akses transportasi memungkinkan produk lokal untuk masuk ke pasar yang lebih luas, sekaligus memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkontribusi lebih dalam perekonomian nasional.
Menhub juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mengoptimalkan fungsi angkutan Tol Laut.
“Kami berharap pemerintah daerah bisa lebih proaktif dalam mendorong produktivitas daerah,” tuturnya.
Kerja sama yang erat dengan stakeholder dan masyarakat diharapkan dapat menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan efektif.
BACA JUGA: Pelayaran Perdana Tol Laut, Kapal Kendhaga Nusantara 7 Muat 57 TEUs
Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang, menambahkan, keberhasilan program Tol Laut tidak lepas dari kolaborasi berbagai kementerian dan lembaga.
“Sejak tahun 2015, kita sudah melihat penurunan disparitas harga yang signifikan. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi yang baik antara berbagai pihak sangat penting,” ungkapnya.
Dengan segala pencapaian ini, pemerintah menargetkan untuk terus meningkatkan nilai ekspor kelapa dan produk lokal lainnya dalam dua dekade ke depan.
Tol Laut tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga simbol komitmen pemerintah untuk menjawab tantangan logistik dan memberdayakan daerah-daerah yang selama ini terabaikan.
Transformasi yang dibawa oleh Tol Laut merupakan langkah awal menuju konektivitas yang lebih baik, membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia.
Dengan dukungan semua pihak, diharapkan layanan ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat, terutama di wilayah 3TP.
(Budis)