BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia instruksikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera merealisasikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Provinsi Maluku.
Hal ini disampaikan Bahlil dalam kunjungannya ke Kota Ambon pada Sabtu (5/4/2025). Arahan ini merupakan langkah pemerintah untuk menyediakan akses energi bersih yang memadai, merata, dan terjangkau bagi masyarakat khususnya di Wilayah Timur Indonesia.
“Dalam implementasinya, PT PLN (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh negara dalam melakukan penugasan-penugasan agar semua masyarakat bisa mendapatkan listrik,” kata Bahlil dalam keterangan resmi, Minggu (6/4).
Bahlil menyampaikan bahwa Provinsi Maluku memiliki potensi panas bumi sebesar 40 MW. Ia pun menegaskan bahwa proyek PLTP ini telah dimasukan kedalam draf Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034.
Ini sebagai langkah pemerintah dalam mendorong transisi menuju energi bersih melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).
“Saya sudah masukkan dalam RUPTL (PLN), supaya apa? Tidak lagi tergantung pada solar. Tidak lagi tergantung pada batubara. Jadi begitu ada mesin-mesin pembangkit yang sudah tua, yang diesel, langsung diganti pada Energi Baru Terbarukan (EBT), sebagai bentuk dari concern pemerintah untuk menyediakan EBT sebagai konsensus internasional,” jelas Bahlil.
Proyek PLTP di provinsi maluku yang dimaksud mencakup dua pembangkit yaitu PLTP Wapsalit berkapasitas 20 MW di Pulau Buru dan PLTP Tulehu dengan kapasitas 2×10 MW di Pulau Ambon.
Status pengembangan PLTP Wapsalit 20 MW saat ini masih dalam tahap eksplorasi oleh pengembang swasta. PLTP ini ditargetkan akan mulai beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada 2028.
Sementara itu, PLTP Tulehu masih dalam proses pengadaan oleh PLN dan ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2031.
BACA JUGA:
Pemanfaatan Energi Terbarukan: Panas Bumi Supply 20 Persen Listrik Lampung
Menuju Net Zero 2060, Indonesia Targetkan 73,6% Listrik dari Energi Terbarukan
Berdasarkan survei Badan Geologi, masih terdapat sumber panas bumi lainnya yang dapat dikemabangkan yaitu di Banda Baru, Pulau Seram, dengan potensi PLTP dengan kapasitas mencapai 25 MW. Potensi ini rencananya akan ditawarkan dalam market sounding oleh Ditjen EBTKE April 2025 mendatang.
Kelistrikan Provinsi Maluku
Saat ini, sistim kelistrikan di provinsi maluku masih sangat mengandalkan energi fosil. Berdasarkan data 2024, dari total 409 MW, sebanyak 99% dari total pembangkit Listrik atau sekitar 406 MW masih mengandalkan sumber energi fosil.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi penyumbang energi berbasis fosil dengan kapasitas terbesar yang menghasilkan 249 MW atau 61%. Disusul oleh pembangkit berbasis gas dan uap yang menghasilkan 157 MW atau 38%.
Sementara itu, proporsi EBT masih sangat minim dengan hanya menghasilkan kurang dari 1% dari total kapasitas listrik yaitu 3 MW yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta 0,1 MW yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air atau Mikrohidro (PLTMH).
Dengan masuknya proyek PLTP dalam RUPTL PT PLN, pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya di Provinsi Maluku.
(Raidi/Budis)