BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Menhub (Menteri Perhubungan) Budi Karya Sumadi menekankan masalah banjir rob di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah. Menurutnya, jika tidak segera diatasi, hal tersebut berpotensi meningkatkan biaya logistik.
Oleh karena itu, Menhub meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk segera mempercepat penanganan banjir rob di Pelabuhan Tanjung Emas.
Budi mengatakan banjir rob menyebabkan pengiriman barang-barang ekspor dari Jawa Tengah tidak dapat dilakukan di Tanjung Emas. Hal tersebut mengakibatkan, komoditas ekspor dari provinsi tersebut harus diangkut melalui Jakarta atau Surabaya
“Ini jelas membuat biaya logistik jadi melambung,” tegas Menhub Budi Karya dalam keterangan resminya, Senin (17/6/2024).
Menhub mengungkapkan akumulasi rob di Pelabuhan Tanjung Emas mencapai 11 sentimeter. Hal tersebut disebabkan oleh tinggi banjir mencapai lima sentimeter dan menyebabkan daratan pelabuhan turun sebanyak enam sentimeter.
Menhub juga menginstruksikan Pelindo untuk mencari teknologi yang dapat mengatasi masalah rob secara berkelanjutan.
Menurutnya, Tanjung Emas harus ditingkatkan agar memiliki standar yang setara dengan pelabuhan di Jakarta dan Surabaya.
“Kalau strukturnya lebih baik, penurunan tanah pelabuhan tidak terjadi meski rob datang,” ucapnya.
Menhub mengatakan, fenomena rob terjadi di sepanjang pantai utara Pulau Jawa, dan yang menjadi masalah penting di sini yaitu bagaimana cara menanganinya.
BACA JUGA: Bey Pastikan Nelayan Korban Banjir Rob Garut-Sukabumi Dapatkan Bantuan
Di sisi lain, PT Pelindo telah mengalokasikan dana sebesar Rp1,2 triliun untuk melakukan rekayasa konstruksi guna mengatasi masalah rob tersebut. Proyek tersebut telah dimulai sejak tahun lalu dan diharapkan selesai pada tahun 2028.
Untuk diketahui, banjir rob adalah banjir di tepi pantai karena permukaan air laut yang lebih tinggi daripada bibir pantai atau daratan di pesisir pantai.
Banjir rob secara khusus diartikan sebagai banjir yang diakibatkan oleh air laut yang menggenangi daratan yang lebih rendah.
Namun, sebenarnya tidak terbatas pada banjir yang berakibat oleh air laut melainkan juga curah hujan tinggi di daratan yang menyebabkan air melambat mengalir ke laut.
Hasilnya akan mengakibatkan air tertahan dalam waktu yang relatif lama di daratan pesisir pantai. Fenomena ini juga diperparah oleh kondisi pasang naik air laut di waktu-waktu tertentu.
Permasalahan banjir rob merupakan permasalahan serius yang dihadapi beberapa wilayah pesisir di Indonesia seperti pesisir utara Pulau Jawa, pesisir timur Sumatera Utara, pesisir pantai Kalimantan Barat dan Selatan.
(Virdiya/Aak)