Mengenang Marsinah, Simbol Perjuangan Kaum Buruh yang Tewas Tragis

mengenang marsinah
(web)

Bagikan

BANDUNG,TM.ID : Pada tanggal 8 Mei 1993, dunia kehilangan salah satu simbol perjuangan kaum buruh, Marsinah, yang tewas dalam keadaan tragis setelah menghilang selama beberapa hari usai melakukan aksi bersama rekan-rekannya di PT Catur Putera Surya (CPS).

Kala itu, ia menjadi pemimpin orasi dalam unjuk rasa menuntut kenaikan upah yang berlangsung pada 4 Mei 1993. Marsinah, buruh wanita yang bekerja di perusahaan tersebut, dikenal sebagai sosok progresif yang tak kenal menyerah meskipun lahir dari keluarga yang kurang mampu.

Tak hanya progresif, Marsinah juga seorang yang cerdas. Hobi membaca yang dimilikinya membuatnya sering meraih juara di sekolahnya. Namun, keterbatasan biaya membuatnya hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SLTA.

Tapi, semangatnya dalam menuntut ilmu tak surut, Marsinah mengikuti kursus Bahasa Inggris dan komputer melalui jalur nonformal. Hal ini membuatnya jarang sekali ditemukan pada kebanyakan buruh wanita pabrik.

Aktivisme Marsinah di PT CPS dimulai saat beberapa rekannya dikeluarkan dari perusahaan. Marsinah menjadi orang pertama yang melakukan pembelaan dan mulai terlibat dalam organisasi buruh SPSI unit kerja PT CPS.

Saat unjuk rasa yang menuntut kenaikan upah pada 4 Mei 1993, Marsinah memimpin orasi. Ia terus membela rekan-rekan sesama buruh yang kerap diperlakukan tidak adil oleh pihak pimpinan perusahaan.

Namun, perjuangan Marsinah harus berakhir tragis. Pada 5 Mei 1993 malam, Marsinah hilang setelah diculik dan disiksa oleh sekelompok orang.

BACA JUGA: Puluhan Ribu Buruh Turun ke Jalan, Tuntut Pencabutan UU Cipta Kerja dan Perlindungan Bagi Buruh Migran

Empat hari kemudian, tepatnya pada 9 Mei 1993, jasad Marsinah ditemukan dalam keadaan mengenaskan di sebuah gubuk di daerah Nganjuk, sekitar 200 km dari tempatnya bekerja.

Hasil forensik menyatakan bahwa Marsinah sudah tewas sehari sebelumnya dan telah diperkosa sebelum dibunuh. Hingga kini, pelaku kejahatan tersebut masih belum terungkap.

Marsinah menjadi sosok yang diingat oleh banyak orang sebagai pahlawan bagi kaum buruh. Kasus terbunuhnya Marsinah menyulut reaksi keras dari para aktivis dan masyarakat luas yang menuntut pihak aparat keamanan untuk menyelidiki dan mengadili para pelakunya.

Berbagai komite solidaritas pun dibentuk untuk memperjuangkan keadilan bagi Marsinah dan memperjuangkan hak-hak kaum buruh.

(Budis)

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Timnas Indonesia
Dean James Tak Sabar Ingin Membela Timnas Indonesia di SUGBK
Ian-Machado-Garry-768x432
Ian Machado Garry Resmi Jadi Petarung Cadangan Laga Belal Muhammad vs Jack Della Maddalena di UFC 315
carlos-sainz-i-sincerely-believe-that-lewis-hamilton-is-not-v0-yyfCzQJTXYbaunt9nQcESFd6h8tHDTYJdzNNt8XkRJI
Zak Brown: Pintu McLaren Masih Terbuka untuk Carlos Sainz
Syndication: Desert Sun
Moyuka Uchijima Ukir Sejarah di Madrid Open 2025
Perempat Final Japan Open 2024
Tim Indonesia Hadapi Laga Penentuan Berat Kontra India di Piala Sudirman 2025
Berita Lainnya

1

Bandung Digital Academy: Smart City hingga AI dalam Jurnalistik

2

David da Silva Curahkan Isi Hatinya dan Akui Ini Menjadi Musim Terberat Sepanjang Karirnya

3

Liverpool Juarai Liga Inggris Musim 2024-2025

4

Daftar Pajak Isuzu Panther, Semua Tipe Lengkap!

5

Daftar Pajak Kijang Diesel, Semua Tipe Lengkap!
Headline
keracunan MBG cianjur-4
Update Keracunan Massal MBG Cianjur, Ada Temuan Bakteri di Wadah Makanan
Franco-Morbidelli-21-copy
Cidera di MotoGP Jerez, Franco Morbidelli Hadapi Ancaman Serius
PEVS 2025
Harga Tiket dan Daftar Merek Mobil-Motor Ajang PEVS 2025, Mulai Besok!
Rieke Diah Pitaloka - Mbah Tupon jpgRieke Diah Pitaloka - Mbah Tupon jpg
Rieke Diah Pitaloka Bela Mbah Tupon, Lansia 68 Tahun Korban Sindikat Mafia Tanah

Dapatkan fitur lebih lengkap di aplikasi Teropong Media.