BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Rawon, makanan khas Jawa Timur yang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia. Kuliner yang berwarna hitam pekat ini telah ada sejak tahun 902 masehi dengan sejarah panjang yang manarik.
Menurut laman TasteAtlas, rawon dengan kuah hitam pekatnya berhasil menduduki peringkat pertama dalam daftar 10 sup terenak di dunia. Prestasi ini mengungguli hidangan populer lainnya seperti ramen dari Jepang, tom kha gai dari Thailand, dan tonkotsu ramen khas Jepang.
Sebagai sup terenak dunia, rawon menyimpan berbagai fakta menarik yang layak perlu Anda ketahui sebagai masyarakat yang cinta akan kuliner nusantara.
Mengenal Rawon
Rawon adalah masakan khas Jawa Timur yang berbahan dasar daging sapi. Daging ini dimasak perlahan dengan campuran rempah-rempah tradisional seperti daun jeruk, serai, jahe, dan cabai. TasteAtlas menyoroti keluak, rempah khas Indonesia, sebagai elemen penting yang memberikan rasa asam dan gurih sekaligus warna hitam pekat pada rawon.
Sifat keluak yang beracun saat mentah, menjadikan kacang Indonesia yang berwarna hitam ini butuh proses fermentasi yang panjang sebelum mengonsumsinya. Rempah ini dicampur dengan bahan lain untuk menciptakan cita rasa unik yang menjadi ciri khas rawon. Hidangan ini diyakini berasal dari Kota Surabaya, Jawa Timur.
Sejarah Rawon
Menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, rawon sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Keberadaannya tercatat dalam Prasasti Taji (901 M) di Ponorogo, Jawa Timur, dengan nama “Rarawwan.” Pada masa itu, rawon menjadi salah satu makanan favorit kalangan kerajaan.
Catatan dari Istana Mangkunegara Surakarta pada tahun 1926 juga menyebutkan rawon sebagai hidangan spesial untuk para raja. Awalnya, rawon menggunakan daging kerbau sebelum akhirnya ganti dengan daging sapi, karena lebih mudah menemukan daging sapi. Proses memasaknya yang lama, berpadu dengan bumbu rempah, membuat daging rawon empuk dan kuah kaldunya kaya rasa.
Ciri Khas Rawon
Keunikan utama rawon terletak pada penggunaan keluak, yang memberikan warna hitam pekat pada kuahnya. Tanpa keluak, rawon hanya akan menjadi sup daging biasa. Warna hitam inilah yang membuat wisatawan asing menjuluki rawon sebagai “rawon black soup.”
Kuah rawon dilengkapi dengan potongan daging sapi, tauge, sambal, telur asin, bawang goreng, dan kerupuk udang. Kombinasi ini menciptakan cita rasa yang khas dan menggugah selera.
Warung Rawon Legendaris di Jawa Timur
Rawon identik dengan Surabaya, tetapi beberapa kota di Jawa Timur juga memiliki sajian rawon yang unik. Salah satunya adalah Warung Rawon Nirom di Surabaya, yang sudah ada sejak 1950-an.
Nama Nirom berasal dari lokasinya di depan gedung Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij (stasiun radio Hindia Belanda). Warung ini dikenal sebagai Rawon Setan karena hanya buka tengah malam dan memiliki rasa yang sangat pedas.
Kota Probolinggo juga terkenal dengan Warung Lumayan, yang berdiri sejak 1942. Terletak di Jalan Raya Tongas (dulunya Jalan Raya Pos Anyer Panarukan), warung ini menyajikan rawon dengan alas daun pisang, menambah kekhasan hidangan tersebut.
BACA JUGA: Sudah Coba 7 Makanan Terenak Indonesia Versi Taste Atlas!
Masuknya rawon sebagai sup terenak di dunia versi TasteAtlas ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, terkhusunya warga Jawa Timur. Lalu, apakah Anda tertarik untuk mencicipi rawon yang memiliki kekayaan sejarah ini?
(Virdiya/Aak)