BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Raden Ngabehi Ronggowarsito, yang memiliki nama asli Bagus Burhan merupakan salah satu tokoh besar dalam dunia sastra Jawa.
Lahir di Kota Surakarta pada 15 Maret 1802, Ronggowarsito terkenal sebagai seorang pujangga yang meninggalkan warisan karya sastra yang sangat berharga bagi perkembangan budaya dan pengetahuan di Indonesia, khususnya dalam Bahasa Jawa. Ronggowarsito menghembuskan napas terakhirnya di Kota Surakarta pada 24 Desember 1873.
Karya Ronggowarsito
Sebagai seorang intelektual terkemuka pada masanya, Ronggowarsito menulis berbagai karya yang menggambarkan pandangan hidupnya serta kritik sosial.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah Serat Wirid Hidayat Jati, yang mencerminkan pemikirannya tentang tasawuf. Dalam karya lainnya, Serat Kalatidha, Ronggowarsito mengungkapkan pengamatannya tentang keadaan sosial pada zamannya. Sementara itu, Serat Jaka Lodhang memperlihatkan kemampuannya dalam meramalkan keadaan di masa depan.
Secara keseluruhan, Ronggowarsito telah menghasilkan sekitar 50 karya sastra, yang sebagian besar ditulis dalam bentuk sekar macapat (puisi Jawa) dan prosa.
Dikagumi Presiden Soekarno
Presiden Soekarno mengagumi Ronggowarsito sebagai pujangga rakyat karena karya-karyanya mampu membangkitkan semangat perjuangan rakyat dalam melawan penjajahan.
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, Presiden Soekarno meresmikan Patung Ronggowarsito di Museum Radya Pustaka pada 11 November 1953, yang bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Patung Ronggowarsito menjadi salah satu ikon utama di Museum Radya Pustaka, terletak di halaman utama pintu masuk museum tersebut.
Dalam Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.57/PW.007/MKP/2010, serta berbagai Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah dan Walikota Surakarta, Patung Ronggowarsito telah ditetapkan sebagai bagian dari struktur cagar budaya berdasarkan beberapa regulasi.
BACA JUGA: Sastrawan Joko Pinurbo Meninggal Dunia, Meninggalkan Sederet Penghargaan
Bagi Anda para pecinta sastra, karya-karya Ronggowarsito bisa menjadi salah satu referensi untuk belajar sastra dari tokoh sastrawan asal Jawa.
(Virdiya/Usk)