BANDUNG,TM.ID: Istilah-istilah baru terus bermunculan, khususnya di kalangan muda dewasa. Salah satu istilah yang menarik perhatian adalah “Strawberry Generation”. Meskipun istilah ini sudah ada sejak tahun 1980-an di Taiwan, saat ini digunakan untuk menggambarkan sebagian generasi milenial.
Strawberry Generation menurut Prof. Rhenald Kasali adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Definisi ini dapat kita lihat melalui laman-laman sosial media. Begitu banyak gagasan- gagasan kreatif yang terlahir dari anak-anak muda, tidak banyak cuitan resah penggambaran suasana hati yang dirasakan oleh mereka.
Sebagai seorang pendidik, Prof. Renald Kasali mencoba mempelajari fenomena ini agar tidak menjadi seperti fenomena flexing yakni crazy rich bohong-bohongan dan lain sebagainya.
Ciri-ciri Positif Generasi Stroberi
Generasi stroberi memiliki banyak gagasan ide yang cemerlang, Karena memiliki pikiran terbuka dan akses luas terhadap informasi melalui internet. Mereka juga lebih senang menghadapi tantangan, menggali potensi diri, dan terus mencoba hal baru untuk pengembangan karir mereka.
Strawberry Generation tidak hanya bekerja untuk mendapatkan uang, tetapi juga mempertimbangkan karir, masa depan, dan passion mereka untuk menghasilkan ide-ide kreatif. Mereka terkenal memiliki suara yang lantang, generasi stroberi penting untuk menyampaikan kebenaran, ide, dan gagasan, memberikan kontribusi segar dalam berbagai konteks, termasuk dunia perusahaan.
Karena terlahir dari generasi milenial dan Gen-Z, generasi stroberi sangat melek teknologi. Sehingga bisa memudahkan mereka untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.
BACA JUGA: Flexing di Medsos, Buat Orang Kagum Atau Benci?
Ciri-ciri Negatif
Strawberry Generation hidup di zaman canggih, sehingga bisa membuat generasi ini menginginkan segalanya cepat dan instan tanpa memahami bahwa hasil membutuhkan proses. Mereka kadang enggan mengambil tanggung jawab dan dapat melimpahkannya pada orang lain. Meskipun menyukai tantangan, generasi stroberi juga rentan menyerah, terutama dalam menghadapi tekanan sosial atau kesulitan.
Tidak hanya itu saja, mereka juga terkenal memiliki harapan yang tidak realistis, terkadang memaksa keinginan yang tidak sesuai dengan keahlian atau kenyataan.
Generasi stroberi tumbuh karena pola asuh yang kurang tepat. Sehingga ini membuat mereka manja atau terlalu protektif. Lingkungan dan penghargaan terhadap prestasi juga dapat memainkan peran dalam pembentukan karakter generasi ini.
(Kaje/Usk)