BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Di era digital saat ini, literasi tidak hanya terbatas pada membaca buku, tetapi juga meluas ke pemahaman terhadap media lain seperti film dan musik. Menyadari hal ini, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Komunikasi Universitas Halim Sanusi Bandung melalui Divisi Intelektual memperkenalkan program “Literasi Connect: Buku, Film & Musik.”
Mengenalkan Literasi kepada Mahasiswa
Farid Fauzan, selaku ketua pelaksana, menekankan bahwa tujuan utama dari acara ini adalah untuk memperkenalkan pentingnya literasi kepada mahasiswa UHS, terutama anggota HMPK UHS. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman mendalam terhadap informasi yang dikonsumsi.
Sebagai bagian dari upaya memperluas wawasan mahasiswa, program ini menghadirkan M. Fiqi Fatthurrochman sebagai narasumber utama. Dalam diskusi yang berlangsung, Fiqi menegaskan bahwa literasi melibatkan aspek kognitif dan afeksi dalam memahami berbagai bentuk komunikasi. Tidak hanya membaca, tetapi bagaimana seseorang mampu menganalisis dan menafsirkan informasi dengan bijak.
Dalam pemaparan merinya ia sempat memberikan pemahaman mengani perbedaan ilmu dengan pengetahuan.
“Ilmu itu sesuatu yang harus di olah sedangkan pengetahuan langsung masuk (masuk kedalam pemikiran tanpa di olah terlebih dahulu),” kata Fiqi saat pemaparanya pada Jumat (14/3/2025).
Literasi Lebih dari Sekadar Membaca
Program ini tidak hanya membahas literasi dalam bentuk teori, tetapi juga menghadirkan kegiatan interaktif seperti diskusi buku dan analisis musik. Dengan melibatkan dosen dan akademisi, acara ini mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan memahami berbagai perspektif yang muncul dari karya-karya yang mereka konsumsi.
Salah satu kegiatan utama dalam acara ini adalah bedah buku “Memelihara Lingkungan dalam Ajaran Islam” karya Prof. Dr. KH. M. Abdurrahman, MA. Buku ini membahas pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab manusia.
Farid Fauzan, sebagai narasumber dalam sesi bedah buku, menjelaskan bahwa isu lingkungan saat ini sangat relevan.
“Banyak bencana alam terjadi akibat ulah manusia yang tidak menjaga keseimbangan ekosistem. Buku ini memberikan perspektif Islam dalam menjaga lingkungan dan menawarkan solusi bagi pemangku kebijakan,” kata Farid Fauzan.
Selain membahas buku, kegiatan ini juga menyoroti pentingnya membedah musik sebagai bentuk literasi. Musik tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki pesan yang dapat membangun kesadaran masyarakat. Lagu “Jejak” ciptaan Izzatul Islam menjadi objek pembahasan dalam sesi ini.
Menurut Nadya Nahdhah, narasumber bedah musik, lagu ini memiliki nilai edukatif yang tinggi.
“Lagu ini membangun kesadaran dan tidak hanya sekadar melalaikan seperti lagu-lagu yang sedang tren saat ini,” ungkapnya.
Menumbuhkan Budaya Literasi di Era Digital
Dalam era digital yang terus berkembang, literasi menjadi kunci utama dalam memahami berbagai bentuk informasi. Membedah buku dan musik bukan hanya tentang memahami kata-kata atau nada, tetapi juga tentang menangkap makna dan pesan yang terkandung di dalamnya.
BACA JUGA:
Tingkatkan Kemampuan, UHS Bandung Gelar Pelatihan Broadcasting
Sukses Gelar ‘Literasi Connect’ HMPK UHS Semakin Gencar Gaungkan Literasi
Dengan meningkatkan literasi, mahasiswa dapat memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan analisis, serta mengapresiasi berbagai bentuk karya seni dan intelektual. Membangun budaya literasi di kalangan mahasiswa diharapkan dapat menciptakan generasi yang lebih kritis, kreatif, dan memiliki pemahaman yang lebih luas terhadap dunia di sekitarnya.
Melalui “Literasi Connect: Buku, Film & Musik,” HMP Komunikasi Universitas Halim Sanusi Bandung berupaya untuk menjadikan literasi sebagai bagian dari gaya hidup mahasiswa. Dengan demikian, literasi bukan lagi hanya sekadar kewajiban akademik, tetapi menjadi alat untuk memahami, mengkritisi, dan membentuk opini dalam kehidupan sehari-hari.
(Arya Nugraha/Hafidah-Aak)