Membaca Peluang PPP di Pemilu 2029

Membaca Peluang PPP di Pemilu 2029
Sejumlah simpatisan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meneriakkan yel-yel (Antara)

Bagikan

JAKARTA,TEROPONGMEDIA.ID — Pengamat Politik Citra Institute, Yusak Farchan menilai bahwa tidak mudah bagi partai politik (parpol) yang terlempar dari senayan untuk kembali ke parlemen.

Ada tren di mana partai yang tersisih dari parlemen, suaranya terus menurun dari pemilu ke pemilu.

“Jadi PPP ke depan semakin sulit bersaing jika tidak melakukan pembenahan total,” kata Yusak saat dikonfirmasi soal peluang parpol Islam di Pemilu 2029, Selasa (25/6/2024).

Yusak menyebut, setelah terlempar dari senayan pada pemilu 2009, PBB gagal lagi mengantarkan wakilnya ke senayan pada 2014,2019 dan 2024. Kemudia, Hanura juga gagal kembali ke senayan setelah terlempar.

Dari perspektif perilaku pemilih, kecenderungan yang muncul secara umum adalah memilih caleg atau partai yang punya peluang besar lolos DPR RI.

“Jadi parpol besar dan menengah yang sudah punya kursi cenderung diuntungkan. Sementara partai-partai kecil semakin sulit berkompetisi,” ujar Dekan FISIP UNPAM itu.

Arena kompetisi menjadi tidak seimbang karena caleg-caleg dari partai yang punya kursi di parlemen cenderung punya bekal logistik. Sementara caleg dari partai non parlemen minim logistik nya.

Agar PPP tidak menjadi fosil sejarah, maka perlu dilakukan strategi rebranding total yang lebih inklusif lagi karena perubahan tantangan zaman.

Ia menilai, partai-partai berbasis agama cenderung tidak marketable ke depan. Apalagi ceruk pasar pemilih semakin didominasi oleh gen z dan milenial ke depan.

PKS yang awalnya bercorak ekslusif, pada akhirnya merubah strategi menjadi inklusif agar mampu berkompetisi dengan partai-partai nasionalis dalam merebut suara pemilih.

“Upaya rebranding PPP melalui figur Sandiaga Uno gagal karena figur Sandi juga kurang tepat,” ungkapnya.

BACA JUGA: Alasan Gerindra Usung Petahana di Pilkada 2024 Kabupaten Bandung

Sementara itu, orang lebih mengenal Sandi sebagai pengusaha, bukan politisi yang dibesarkan dari kalangan islam tradisional; sebuah atribut yang melekat pada PPP selama ini.

Selain itu, posisi Sandi juga nanggung di PPP, hanya sebagai ketua Bappilu. “Jadi kurang greget sebagai simbol partai. Beda halnya jika Sandi Ketua Umum PPP, tentu akan lebih powerfull mengurus partai,” ucapnya.

Tantangan kepartaian ke depan sangat komplek. Ini yang harus jeli dibaca oleh semua parpol, bagaimana bisa melakukan akselerasi dan kemampuan adaptif dengan perubahan zaman.

(Agus/Dist)

 

Baca berita lainnya di Google News dan Whatsapp Channel
Berita Terkait
Berita Terkini
Jelang AAF 2024 Pemkot Bandung Kolaborasi
Jelang AAF 2024, Pemkot Bandung Kolaborasi dengan Berbagai Komunitas Bersihkan Kawasan Asia Afrika
Tidak Ada Kultur Kekerasan di Polri
Haidar Alwi: Tidak Ada Kultur Kekerasan di Polri, Hanya Framing dan Penggiringan Opini Akibat Ulah Oknum
Persib Sudah Sepakat Dengan Satu Pemain Muda
Persib Sudah Sepakat Dengan Satu Pemain Muda, Ini Bocoran Sosoknya
Dirut bulog KPK
Dirut Bulog Dilaporkan ke KPK, Ini Reaksinya
Link streaming selain yalla shoot
Selain Yalla Shoot, Ini Link Streaming Belanda Vs Turki 8 Besar EURO 2024
Berita Lainnya

1

Tyronne del Pino, Pemain Asing Persib Yang Terbuang Kini Mulai Dilirik Bojan Hodak

2

Penuh Drama, Jeman Vs Denmark Berakhir 2-0 di Euro 2024

3

Segini Anggaran Belanja Persib Bandung Jelang Liga 1 2024/2025

4

Swiss Melaju ke Perempat Final Euro 2024 Setelah Singkirkan Italia 2-0

5

Gelombang Protes di Kenya: Tolak Kenaikan Pajak Demi Lunasi Utang IMF
Headline
pdns dirjen aptika kominfo
Masalah PDNS Belum Tuntas, Dirjen Aptika Kominfo Mundur
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One
EIGER Adventure Siapkan Kejutan Buy One Get One dan Diskon Hingga 50%
pabrik narkoba terbesar di indonesia
Polisi Ungkap Pabrik Narkoba Terbesar Indonesia di Malang, Modusnya EO
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan
Indonesia Peringkat Pertama Buang Makanan di ASEAN, Kerugian Capai Rp551 Triliun!