BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Sumpit, alat makan khas masyarakat Tiongkok ini memiliki filosofi mendalam yang mencerminkan nilai-nilai kesatuan, keharmonisan, dan kesetaraan.
Tak heran jika sumpit sering menjadi hadiah bagi pasangan yang baru menikah sebagai simbol harapan akan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Filosofi ini terlihat dari cara penggunaan sumpit, di mana dua bilah dengan ukuran yang sama harus digunakan bersama untuk mengambil makanan.
Asal-Usul Sumpit
Menariknya, sumpit awalnya bukan alat makan seperti yang kita kenal saat ini. Pada masa awal, penggunaan sumpit sebagai alat bantu memasak, terutama untuk mengaduk masakan di kuali besar. Bentuk sumpit pada masa itu sangat panjang agar dapat menjangkau seluruh isi kuali.
Inspirasi pembuatan sumpit berasal dari ranting pohon bercabang dua. Seiring bertambahnya populasi dan kebutuhan akan alat makan yang praktis, desain sumpit berkembang menjadi lebih kecil dan sesuai untuk keperluan makan.
Masakan yang dipotong kecil-kecil juga mendukung penggunaan sumpit ini. Selain itu, bahan pembuatan sumpit semakin beragam, dengan bambu menjadi pilihan utama karena sifatnya yang tahan panas dan mudah didapat.
Kuliner Tiongkok dan Sumpit di Indonesia
Pada awal abad ke-20, kuliner Tiongkok mulai merambah Indonesia, bersamaan dengan pengaruh masakan Eropa. Salah satu hidangan yang mendapatkan tempat istimewa di hati masyarakat Indonesia adalah mie. Mie, yang dikenal sebagai “ramen” di negara asalnya, pertama kali diperkenalkan oleh imigran Tionghoa pada abad ke-19.
Rasa kuah mie yang kaya dan beragam topping membuatnya mudah diterima oleh lidah masyarakat Indonesia. Seiring waktu, inovasi seperti mie ayam dan mie bakso semakin memperkaya cita rasa lokal. Karena bentuk mie yang panjang, masyarakat Tionghoa menggunakan sumpit sebagai alat bantu makan, sebuah tradisi yang kemudian ikut menyebar ke Indonesia.
Pengalaman Unik Menggunakan Sumpit
Di kota-kota besar Indonesia, penggunaan sumpit saat menyantap mie kini menjadi pengalaman kuliner yang berbeda. Sumpit memberikan cara makan yang lebih elegan dan autentik, sesuai dengan tradisi kuliner Tiongkok, daripada sendok dan garpu. Restoran yang menyajikan mie dengan sumpit pun semakin banyak bermunculan, menandakan penerimaan masyarakat terhadap keberagaman budaya.
BACA JUGA: Yumy! Ini 4 Tempat Mie Ayam Enak di Bandung
Meski masih ada tantangan dalam penggunaannya, sumpit telah menjadi simbol jembatan budaya antara Tiongkok dan Indonesia. Dengan mengadopsi sumpit, kita tidak hanya menikmati hidangan tetapi juga merayakan kekayaan tradisi yang ada di tanah air.
Adanya filosofi yang ada pada sumpit, menjadikannya selain sebagai alat makan, juga memiliki nilai-nilai budaya yang harus kita jaga. Mari membudayakan warisan leluhur.
(Virdiya/Usk)