BANDUNG.TM.ID 1 Mei diperingati sebagai Hari Buruh atau biasanya disebut dengan May Day. Di Indonesia sendiri, Hari Buruh ini selalu identik dengan perayaan demonya. Demo buruh lakukan di berbagai daerah untuk menyuarakan berbagai macam hak dari para pekerja.
Tahun 1918, Serikat Buruh Kung Tang Hwee memepringati Hari Buruh ini berkandaskan dengan ide Adolf Baars. Dia merupakan tokoh sosialis Belanda yang mengkritik harga sewa tanah buruh yang rendah untuk jenis perkebunan.
Pada tahun 1948, setiap tanggal 1 Mei, buruh diizinkan tidak bekerja sesuai dengan UU no 12 tahun 1948. Hari buruh ini selalu menjadi ajang momen dan banyak sekali pelajaran berharga yang bisa kamu ambil melalui perjuangan setiap orang. Saat ini hak buruh pelaham mulai dilihat pemerintah.
Aktivis Buruh Indonesia
Berikut merupakan Aktivis buruh Indonesia yang bisa kamu ketahui. Simak dalam artikel ini ya!
1. Jacob Nuwa Wea
Aktivis buruh Indonesia yang pertama adalah Jacoba Nuwa Wea. Lahir di Flores, Nusa Tenggara Timur pada 14 April 1944. Merupakan Menteri Tenaga Kerja dan Trnasmigrasi di Kbainet Gotong Royong. Minat terhadap peroalan tenaga kerja yang membuatnya memutuskan masuk ke Akademi Ilmu Perburuhan Jakarta tahun 1978.
Jacob pernah memiliki cita-cita menjadi pejabat tinggi. Tapi, saat melihat nasib para buruh yang teraniaya dan jauh dari kata makmur, hatinya tersentuh. Dia ikut memperjuangkan nasib para buruh. Selain itu juga memimpin buruh berunjuk rasa saat haknya sebagai pekerja di injak-injak.
Aktivitasnya di SPSI dan menjadi anggota DPP PDIP dan membawanya menjadi anggota DPR. Akhirnya dia duduk di kursi Menteri Tenaga Kerja saat pemerintahan Megawati.
2. Marsinah
Marsinah merupakan aktivis buruh Indonesia. Lahir di Nglundo, Jawa Timur tanggal 10 April 1969. Dia merupakan aktivis buruh dari pabrik PT.Catur Putra Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Selain itu, dia juga sangat vokal dalam membela hak para pekerja.
Sa;ah satu keaktifannya yaitu terlibat rapat saat membalas rencana unjuk rasa. Dia termasuk dalam 15 perwakilan karyawan yang menerapkan perundingan pihak perusahaan. Tanpa Marsinah, 13 buruh di anggap untuk menghasut unjuk rasa.
Saat itu, mereka di giring ke Komando Distrik Militer Sidoarjo dan di paksa mengundurkan diri dari CPS. Setelah itu, Marsinah hilang dan di culik. Tiga hari setelah kejadian tersebut, tanggal 8 Mei 1993, mayatnya di temukan di hutan dusun Jegong, desa Wilangan dengan tanda kesan penyiksaan yang berat.
Kasus tersebut lalu di jadikan catatan Organisasi Buruh Internasional. Akibatnya, Hari buruh di Indonesia kerap indentik sebagai perayaan Marsinah yang sudah memperjuangkan buruh Indonesia.
3. Muchtar Pakpahan
Selanjutnya adalah Muchtar Pakpahan yang merupakan salah satu aktivis buruh juga. Dia merupakan Ketua Umum SBSI periode 2018 sampai 2022. Mendirikan seikat buruh independen pertama yang ada di Indonesia saat Orde Baru dan hanya mengizinkan satu serikat buruh saja.
Tahun 2003, dia meninggalkan serikat buruh dan mendiirikan Partai Buruh Sosial Demokrat. Tapi tahun 2010, dia meninggalkam partai tersebut. Sebelumnya dia pernah menjadi tahanan politik pada era Presiden Soeharto karena disertasinya yang berjudul Potret Negara Indonesia.
Buku ini dinilai Soeharto melanggar UU, Tapi, usai Soeharto Lengser, dia mendapat amnesti dan abolisi dari presiden Habibie. Menurut presiden KSPI yaitu Said Iqbal Muchtar Pakpahan merupakan tokoh buruh yang peduli pada kaum buruh dan rakyat kecil.
Meskipun dia sudah berkali-kali ingin dibunuh dan di penjara, tapi kecintaannya pada kaum buruh sangat luar biasa. Lalu, pada 21 Maret 2021, dia meninggal di Rumah Sakit Siloam, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: 50 Ribu Buruh Bakal Menggelar Aksi May Day 2023 di Istana Negara
(Kaje)