BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID – Maverick Vinales, pebalap MotoGP asal Spanyol, menyatakan keyakinannya bahwa ia bisa memenangkan gelar dunia MotoGP jika Yamaha mendengarkan sarannya saat awal bergabung dengan tim pada 2017.
Pernyataan ini ia ungkapkan dalam dokumenter terbaru berjudul Maverick Vinales: Two Lives yang diproduksi oleh media Spanyol, DAZN.
Vinales menggantikan Jorge Lorenzo di Yamaha setelah performa impresifnya bersama Suzuki selama dua musim di MotoGP.
Ia memulai musim debutnya bersama Yamaha dengan luar biasa, meraih kemenangan di Qatar, Argentina, dan Le Mans. Namun, performa tersebut tidak berlanjut hingga akhir musim, dengan Vinales finis ketiga di klasemen di belakang Marc Marquez (Honda) dan Andrea Dovizioso (Ducati).
BACA JUGA: Jorge Martin Siap Ganti Nomor Balap Usai Juarai MotoGP 2024?
Dalam dokumenter tersebut, Vinales mengungkapkan bahwa Yamaha mengambil langkah pengembangan motor yang menurutnya tidak perlu, meskipun ia sudah memperingatkan tim untuk tidak mengubah arah teknis.
“Ketika saya bergabung dengan Yamaha, saya datang seperti roket. Saya datang dengan ide yang jelas, tujuan yang jelas, dan itulah satu-satunya hal yang saya minta dari Yamaha: Saya ingin menjadi juara dunia,” ujar Vinales.
“Namun di Barcelona, terjadi gelombang perubahan. Saya tidak mengerti apa pun. Saya katakan kepada mereka untuk tidak menyentuh motor,” lanjutnya.
Vinales juga menyinggung keputusan Yamaha yang lebih memilih mengikuti jalur pengembangan tertentu, tanpa menyebut apakah keputusan tersebut lebih dipengaruhi oleh masukan rekan setimnya saat itu, Valentino Rossi.
Setelah lima musim bersama Yamaha, Vinales akhirnya berpisah dengan tim pada 2021 dan bergabung dengan Aprilia. Bersama pabrikan asal Italia tersebut, Vinales menunjukkan kebangkitan performa, meskipun gelar juara dunia masih belum diraih.
Pernyataan Vinales ini menyoroti tantangan komunikasi antara pebalap dan tim dalam menentukan arah pengembangan motor.
Apakah ceritanya akan menjadi pembelajaran bagi tim-tim MotoGP lainnya? Yang jelas, Vinales tetap menjadi salah satu pebalap dengan bakat besar yang belum sepenuhnya tereksplorasi.
(Budis)