BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) berhasil mengembangkan sarung tangan fisioterapi berbasis IoT yang memberikan berbagai manfaat penting bagi pasien pasca-strok.
Sarung tangan ini mampu mengumpulkan data gerakan dan kekuatan tangan secara akurat, sehingga memungkinkan rehabilitasi yang lebih efektif dan teratur di rumah.
Ketua Tim PKM-KC, Grendis Yugi Hatmanti, menjelaskan bahwa mereka mengembangkan sarung tangan robotik ini sebagai respons terhadap peningkatan prevalensi kasus strok di Indonesia.
Banyak penderita strok mengalami kelumpuhan, baik total maupun parsial, yang memerlukan rehabilitasi untuk memulihkan kesehatan dan kemampuan tubuh.
Upaya ini bertujuan agar pasien dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya atau setidaknya memulihkan fungsi anggota tubuh, seperti kemampuan tangan untuk menggenggam dan lain sebagainya.
“Upaya untuk meminimalkan kecacatan pasca-strok ini adalah melalui terapi rehabilitasi. Terapi rehabilitasi pasien strok salah satunya dengan terapi gerak fisik range of motion (ROM),” kata Grendis, mengutip laman vokasi kemendikbud, Minggu (11/8/2-24).
Saat ini, ia juga menambahkan jumlah alat yang tersedia masih sangat terbatas, dan sebagian alat kesehatan di Indonesia belum memanfaatkan teknologi tinggi. Sebagian besar terapi rehabilitasi fisik hanya tersedia di rumah sakit besar.
Selain keterbatasan jumlah alat terapi rehabilitasi fisik yang tida merata, jumlah tenaga terapi fisik juga masih terbatas. Fasilitas rehabilitasi fisik yang tersedia di rumah sakit di Indonesia saat ini umumnya masih bersifat konvensional dan belum memanfaatkan teknologi otomatisasi.
Oleh karena itu, tim PKM-KC mengembangkan alat bantu terapi pasca-strok untuk tangan dan pasien dapat menggunakannya di rumah sebagai salah satu sarana dalam proses pemulihan pasca-strok.
“Alat ini untuk membantu rehabilitasi pasien pasca-strok dan memudahkan memberikan informasi posisi yang dapat dipantau oleh tim medis dengan menciptakan integrasi antara sarung tangan otomatis dan teknologi IoT menggunakan sensor Flex, MPU6050 dan MAX3010 melalui aplikasi Android,” ungkapnya.
Manfaat dan Keunggulan Sarung Tangan Robotik
Penggunaan sarung tangan fisioterapi berbasis IoT ini menawarkan berbagai manfaat penting bagi pasien pasca-strok. Sarung tangan ini mampu mengumpulkan data gerakan dan kekuatan tangan dengan akurat, sehingga memungkinkan proses rehabilitasi di rumah menjadi lebih efektif dan teratur.
Data yang dikumpulkan memungkinkan fisioterapis untuk memantau kemajuan pasien secara real-time, memberikan umpan balik serta menyesuaikan latihan dengan cepat.
Program latihan dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan dari masing-masing pasien dengan lebih spesifik dan disesuaikan secara bertahap berdasarkan kemajuan mereka, sehingga meningkatkan efektivitas rehabilitasi.
Selain itu, integrasi elemen gamifikasi dan umpan balik langsung melalui perangkat ini dapat meningkatkan motivasi pasien untuk berlatih secara rutin.
“Penggunaan sarung tangan ini juga dapat mengurangi kebutuhan untuk kunjungan rutin ke klinik, menghemat waktu dan biaya bagi pasien, serta memungkinkan fisioterapis untuk mengelola lebih banyak pasien secara efisien,” ujar Grendis.
Grendis mengembangkan inovasi ini bersama dengan rekan-rekannya, yaitu M. Asyam Labib (Prodi D-4 Teknik Elektro), Rendos Nofitasari R (Prodi D-4 Jaringan Telekomunikasi Digital), dan Ananda Galih Pratama (Prodi D-4 Jaringan Telekomunikasi Digital).
BACA JUGA: Mahasiswa Unpad Ciptakan PillWash, Sabun dan Sampo Berbentuk Tablet
Adanya inovasi sarung tangan fisioterapi berbasis IoT, yang menjadi pengembangan mahasiswa Polinema ini dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.
Selain itu, inovasi ini juga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien pasca-strok, untuk merasakan kesehatan yang lebih sempurna.
(Virdya/Aak)