BANDUNG, TEROPONGMEDIA.ID — Dunia musik Indonesia berduka Titiek Puspa, penyanyi, penulis lagu, sekaligus ikon budaya Indonesia, menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis, (10/4/2025).
Kepergiannya bukan hanya menyisakan luka bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga menjadi kehilangan besar bagi negeri ini, karena Indonesia bukan cuma kehilangan seniman, tapi kehilangan roh dari sebuah era emas musik Tanah Air.
Di balik senyum dan karya manisnya, Titiek Puspa menyimpan kisah perjuangan hidup yang tidak banyak diketahui publik. Perjalanan hidupnya penuh ujian, namun justru itulah yang menempa beliau menjadi figur tangguh, layaknya “kupu-kupu malam” yang terus terbang meski gelap.
Berikut Lima Momen Kehidupan Titiek Puspa yang Jarang Diketahui Orang
1. Nyaris Tewas di Atas Panggung
Salah satu cerita paling dramatis datang saat Titiek Puspa tampil di Irian Barat bersama Bing Slamet dan Sri Rejeki. Dalam sebuah misi perdamaian, mereka nyaris kehilangan nyawa karena ancaman bom di bawah panggung.
Granat disembunyikan tepat di bawah tempat mereka berdiri. Tapi takdir berkata lain, Titiek selamat dan dari peristiwa itu lahirlah lagu “Pantang Menyerah.”
2. Kontroversi Lagu untuk Soeharto
Titiek sempat dihujani kritik karena menciptakan lagu “Bapak Pembangunan” untuk Presiden Soeharto. Banyak yang menuduhnya mencari muka. Namun Titiek tetap pada pendirian, bahwa karya tersebut lahir dari pengamatannya terhadap kepemimpinan kala itu. Ia tidak gentar walau citranya sempat goyah di mata publik.
BACA JUGA:
3. Jual Emas demi Anaknya
Tak semua artis bergelimang harta. Tahun 1980-1982, kondisi pita suara membuat Titiek vakum. Tanpa penghasilan, ia harus menjual emas simpanan untuk menikahkan putrinya. “Apa pun untuk anak,” begitu prinsip yang ia pegang teguh sebagai ibu.
4. Cinta yang Diuji Sakit dan Duka
Pernikahannya dengan musisi jazz Mus Mualim juga penuh perjuangan. Suaminya sempat lumpuh, dan kondisi ekonomi keluarga goyah. Namun Titiek tetap setia merawat.
Ia bahkan merilis lagu “Apanya Dong” yang sukses secara komersial dan membantunya membawa suami berobat ke Jepang.
Namun, tak lama setelah kembali dari perawatan, musibah datang: rumah mereka terbakar. Meski awalnya disangka hanya dapur yang hangus, ternyata seluruh rumah rata dengan tanah. Dan yang paling menyayat hati, Mus Mualim wafat pada 1 Januari 1991, meninggalkan luka paling dalam di hati sang diva.
5. Bertarung Melawan Kanker
Setelah kehilangan suami, Titiek tak luput dari ujian kesehatan. Ia divonis mengidap kanker dan menjalani berbagai metode pengobatan, termasuk meditasi yang sering ia bagikan ke publik. Namun akhirnya, kondisi memburuk setelah ditemukan pendarahan di otak. Ia menghembuskan napas terakhir dengan tenang.
(Hafidah Rismayanti/Budis)